Saat ini Atlan dan ketiga sahabatnya tengah berpencar mencari petunjuk keberadaan Zeli. Tepat saat bel pulang sekolah berbunyi, ketiga sahabat Atlan langsung menghampiri tempat dimana pria itu tengah mencari terus petunjuk.
"Dari pada lo terus nyari petunjuk disini, gimana kalo sekarang juga kita datengin markas lama Egros. Siapa tau ini ada kaitannya sama mereka." Usul Morgan yang langsung dibalas anggukan oleh mereka.
"Pake jaket lo." Reyno menepuk bahu Atlan sembari menyerahkan jaket milik Atlan yang tertinggal dikelas.
"Thanks Rey," Reyno hanya mengangguk.
Keempat motor hitam itu melesat membelah kota Jakarta disuasana pertengahan antara siang menuju sore. Menuju markas lama Egros yang kurang lebih 1 tahun tak pernah mereka jumpai lagi. Hingga akhirnya mereka sampai pada bangunan tua yang terdapat pagar besi berkarat. Mereka terpaksa memanjat pagar yang tinggi nya sebatas dada itu karena pagarnya di kunci gembok.
"Kayak nya mereka udah bener-bener ninggalin markas ini. Gak ada yang berubah dari terakhir kali kita kesini taun lalu." Ucap Morgan.
Atlan mencoba masuk kedalam bangunan sederhana itu. Tapi setelah berkeliling kedalam, tidak ada tanda-tanda keberadaan anak Egros ataupun Zeli disana.
"Kita gak nemuin apa-apa Lan..." ucap Haikal yang baru saja selesai memeriksa bagian belakang.
"Didalem juga gak ada apa-apa, markas ini udah bener-bener mati."
"Berarti mereka punya markas baru. Satu anggota Egros yang muncul tadi siang cukup membuktikan kalau mereka emang nyatu lagi dan kalau bukan disini markasnya, mereka punya yang baru." Jelas Reyno.
Atlan mengangguk paham. Tapi ini sama sekali tidak memecahkan masalah kemana hilangnya Zeli. Dimana keberadaan cewek itu sekarang? Pikirannya sangat berkecamuk saat ini.
Tiba-tiba saja Haikal menepuk-nepuk pundak Atlan dengan gencar.
"Lan! Cek nomor telepon yang pernah ngirim pesan ke nomor lo waktu kita semua ada dirumah sakit hari itu.""Nah! Bener tuh coba cek,"
Benar juga, kenapa gak kepikiran.
Atlan mencoba menghubungi nomor yang pernah mengirimkan pesan padanya pasca kecelakaan Reyno hari itu.
"Nomornya aktif!"
Berhasil.
Sang penerima telepon menganggkat panggilannya. Atlan sengaja hanya diam tanpa bicara. Biar orang disebrang sana yang berbicara duluan, agar ia tau siapa suara yang menganggkat panggilannya.
"Hai."
"Baru aja gue mau buang kartu ini. Eh mantan ketua Ravlos telepon gue,"
Atlan menggeram kesal. "Gak usah bertele-tele. Kemana lo bawa cewek gue pergi." Ucanya penuh penekanan.
"Cewek lo? Ohhh istri lo maksud nya? Yang rambut panjang itu kan?"
Pria itu mengepalkan tangannya keras. "DIMANA CEWEK GUE!!"
"Eitss, santai bro. Dia aman sama gue. Gue gak sentuh dia kok. Oh atau lo mau denger suara nya? "
"ATLAN ATLANNN TOLONGIN AKUUUU!!"
"Sttt, gak usah berisik. Atau gue bakal ngelakuin macem-macem sama lo."
Atlan memanas mendengar suara Zeli yang langsung terdiam karena ancaman itu.
"Cepet kasih tau gue sekarang dimana lokasi lo!!"
"Gue bakal kasih tau lo, asalkan lo datang kesini sendiri tanpa bawa anggota lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTA
Teen FictionPria tampan salah satu siswa SMA Garuda ini sudah seperti idol bagi para siswi disana. Sikapnya yang random dan humoris, peraih olimpiade matematika, pemegang jabatan ketua tim basket, dan mantan ketua geng yang berada di Jakarta membuatnya mempunya...