Waktu memang terus berjalan, sampai tak terasa kalau hari yang telah direncanakan kini telah tiba. Nuansa putih dan penuhnya hiasan bunga-bunga tampak mendomonasi istana ini. Tempat yang selama ini menjadi tempat ia bernaung akan menjadi tempat yang sakral pada hari ini.
Pengucapan ijab nya yang akan menjadi saksi para tamu yang hadir. Tidak banyak, hanya keluarga dan para sahabat.
Beralih pada seorang pria yang kini tengah menahan kegugupannya sedari tadi. Dengan balutan jas putih, dan juga peci putih, rasa-rasanya ketampanan pria itu meningkat drastis dari biasanya. Duduk diatas bantal yang sudah disiapkan dan dihadapannya sudah ada meja tempat untuk ia berjabat tangan.
"Rey, gue gugup reyyy" keluh Atlan pada Reyno yang duduk tak jauh darinya.
Reyno memberi tepukan dibahu Atlan. "kalem...tarik nafas, lo udah ngafalin kan?" Atlan mengangguk. Iya, memang dia sudah menghafal seharian, karena tidak mau jika sifat receh nya muncul diwaktu yang tidak tepat.
"bro, santai...jangan dibawa tegang, udah latihan ini kan.." timpal Morgan yang ikut menenangkan sahabatnya ditengah kegugupannya.
"pengantin perempuannya mana nih, belom nonggol juga" Sedari tadi kepala Haikal bergerak kesana kemari mencari sosok pengantin wanita yang tak kunjung muncul. Hingga bola matanya menangkap sesosok perempuan berbalut gaun putih dengan sanggul dirambutnya.
Para tamu yang hadir terkesima dengan calon mempelai wanita nya. Ya, Zeli akhirnya keluar dari kamar lantai atas bersama ibunya dan kakak perempuan Atlan, yaitu Alana.
Atlan belum menyadari kalau Zeli tengah berjalan perlahan menuruni tangga dengan dituntun oleh kedua wanita itu. Ia terus mengatakan kata gugup pada Reyno.
"Dari pada ngeluh gugup mulu, mending liat tuh ada bidadari turun tangga" ucap Reyno dengan memajukan dagu nya.
Pria itu akhirnya mengikuti kemana arah dagu Reyno yang maju. Dan boom!
Hati nya menjadi sangat hangat ketika melihat perempuan berbalut baju pengantin. tapi tetap saja tak mengurangi rasa kegugupan dalam dirinya. Malah, ia semakin dibuat gugup ketika Zeli sampai dibawah dan duduk disampingnya. Dan setelahnya ada seseorang yang menaruh sebuah kain tipis berwarna putih terawang untuk menutupi pucuk kepala mereka berdua.
Atlan menoleh sedikit kearah Zeli, tak dapat diungkapkan dengan kata kata mengenai penampilan dan riasan makeup gadis itu hari ini.
"MasyaAllah cakep bangettt!!!" Atlan menjerit dalam hatinya. Apalagi, ketika gadis itu menatapnya balik dan memberikan sedikit senyum manisnya.
Kan...kan...SALTING WOI!
Beralih melirik ketiga sobat ambyar nya, Atlan dibuat tersenyum ketika mereka bertiga mengepalkan tangan dan mengangkatnya sedikit tanda memberi semangat.
"baik bisa kita mulai sekarang?" Ucap pak penghulu. Semua anggota keluarga mengangguk.
Ardi selaku ayah dari Zeli, duduk dihadapan Atlan dan mulai menjabat tangan pria itu. Dengan menarik nafas sekali, Ardi memulainya.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Atlanta Adhemar bin Danu Agas Adhemar dengan anak saya yang bernama Arzelia Daira binti Ardi Wijaya dengan maskawin berupa seperangkat alat sholat dan emas seberat 700gram serta uang tunai sebesar 3 miliar rupiah dibayar Tunai."
"saya terima nikah dan kawinnya Arzelia Daira binti Ardi Wijaya dengan maskawin berupa seperangkat alat solat dan emas seberat 700gram serta uang tunai sebesar 3 miliar rupiah dibayar tunai!" Ucap Atlan dengan sekali tarikan nafas.
Penghulu menoleh kepada semua orang. "bagaimana para saksi? Sah?"
"sah..."
"SAH LAH MASA ENGGAK!" Timpal Haikal dan Morgan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTA
Teen FictionPria tampan salah satu siswa SMA Garuda ini sudah seperti idol bagi para siswi disana. Sikapnya yang random dan humoris, peraih olimpiade matematika, pemegang jabatan ketua tim basket, dan mantan ketua geng yang berada di Jakarta membuatnya mempunya...