"Kamu kenapa sih tadi ngomong nya kayak gitu ke Shena? Kamu gak mikirin perasaan dia waktu kamu bilang gitu ke dia? Dia cewek loh Atlan. Apalagi tadi banyak yang nyaksiin,"
Saat ini mereka berdua sedang berada dimobil, mood Atlan hancur semenjak Shena mengungkapkan lagi masalalunya. Ditambah Zeli yang sekarang malah seolah menyalahkan Atlan padahal niat Atlan adalah membela gadisnya ini.
Zeli mendengus kesal karena sedari tadi Atlan hanya terfokus dengan jalanan tanpa menanggapi ucapannya atau menoleh barang sedetikpun, tidak.
"Kamu denger aku gak sih?" Tanya Zeli lagi.
"Hm," pria itu hanya berdehem pelan tanpa melirik kesamping.
"Cukup ini yang terakhir kamu bilang kayak gitu ke cewek. Shena pasti sakit hati dengernya. Dia cewe, dan aku juga cewek, aku bisa rasain itu. Apalagi sekarang aku tau, kalau ternyata diem-diem Shena itu suka sama kamu. Pasti rasanya sakit ketika orang yang dia suka malah ngomong yang nyakitin hati nya."
Penjelasan Zeli membuat Atlan geram, tanpa tak sadar ia mencengkram erat stir mobil.
"Trus gue harus gimana?! Gue gak bisa diem aja ketika orang yang gue sayang dibanding-bandingkan sama orang yang udah jelas prilaku nya kayak gimana, yang udah jelas kalau dia gak ada apa-apa nya dibanding lo!." Pria itu menghembuskan nafasnya dengan kasar dan sesekali mengacak rambutnya prustasi.
Zeli tersentak kaget mendengar itu. Ini pertama kalinya Atlan membentaknya.
"Gue itu belain lo! Kenapa lo malah belain cewek yang bahkan dia aja udah ngejelek jelekin nama lo dihadapan semua orang disana! Kenapa sih hah?," ucap sarkas Atlan dengan terus melajukan mobilnya dan hanya sesekali menoleh ke arah Zeli yang kini tampak terdiam.
Zeli tak menjawab semua perkataan sarkas yang keluar dari mulut pria disampingnya. Ia menjadi bungkam karena bentakan itu.
"Gue tau lo bela gue Atlan, tapi gue gak suka dengan cara lo!!" Ingin rasanya ia berucap demikian. Tapi itu hanya ia bisa umpatkan dalam hatinya.
Atlan menyandarkan tubuhnya. Lain dengan Zeli yang malah memilih untuk memalingkan pandanganya kearah kaca dan menatap jalanan. Zeli membenarkan ucapan Atlan, ia sakit hati ketika ia dibanding-bandingkan dengan masalalunya Atlan. Tapi ia tak menyangka kalau Atlan akan menjawab ucapan Shena dengan lebih sarkas. Dan itu membuat Zeli menjadi merasa tidak enak hati pada Shena.
Keheningan menyelimuti mereka sampai mobil tersebut terparkir dihalaman rumah. Dengan tanpa sepatah kata pun, Zeli membuka pintu mobil tersebut dan berjalan lebih dulu meninggalkan Atlan yang masih berada didalam mobil.
Atlan menatap nanar punggung gadis itu yang kian menjauh dan masuk kedalam rumah. Pria itu menghembuskan nafasnya, dan kepalanya ia telungkupan di stir mobil. Ia baru menyadari apa yang telah ia lakukan pada Zeli.
"Bego!!! Lo bego Atlan!." Geramnya dengan tangan yang memukul mukul stir mobil tersebut.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Atlan bingung harus melakukan apa dan bagaimana cara meminta maaf tanpa harus membuat Zeli kesal. Setiap kali ia ingin mengucapkan kata maaf, hal itu terhenti ketika melihat wajah Zeli yang terlihat masam, kesal, dan tak ada senyum yang biasanya selalu terpancar.
Diruang tv, Atlan terdiam. Tapi tidak dengan otaknya yang mencari segala cara. Ia menoleh melihat jam, dan disana menunjukkan pukul tujuh malam. Sudah satu jam dirinya terdiam disini. Sedangkan Zeli, semenjak jam satu siang sepulang sekolah tadi, ia tak kunjung keluar dari kamar. Tentu, hal itu membuat Atlan semakin prustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTA
Novela JuvenilPria tampan salah satu siswa SMA Garuda ini sudah seperti idol bagi para siswi disana. Sikapnya yang random dan humoris, peraih olimpiade matematika, pemegang jabatan ketua tim basket, dan mantan ketua geng yang berada di Jakarta membuatnya mempunya...