38. OVERTHINKING

985 68 1
                                    

"Ngga. Gue harus cari Atlan. Gue gak bisa diem aja kayak gini."

Dibilang nekat sih iya. Karena kekhawatirannya yang berlebihan, membuat gadis itu nekat pergi keluar. Tepat saat Alana baru saja pulang, dan memarkirkan mobilnya dihalaman, Zeli dengan buru-buru menghampiri kakak iparnya itu.

"Kak, pliss aku pinjem bentar mobilnya ya," tanpa menunggu jawaban, Zeli dengan cepat masuk kedalam mobil.

"Loh, mau kemana malem-malem gini Zel??" Tanya Alana.

"Bentar doang kak! Nyari adik badung nya kak Alana!!" Jawab Zeli teriak karena ia sudah tancap gas.

Zeli sendiri tau, ini bahaya untuknya. Tapi rasa cemas dan mendadak ada rasa tidak enak dihati nya yang akhirnya membuat dirinya nekat untuk pergi ke tempat itu. Disaat sedang cemas-cemasnya, sialnya malah terkena macet.

"Oh my god, kenapa harus macet!" Gerutu Zeli. Bahkan saking kesalnya ia menekan klakson beberapa kali.

Gadis itu menyandarkan tubuhnya pasrah. Mengelus ngelus dada nya yang mendadak terasa sesak. Ada perasaan yang tak enak yang muncul dalam dirinya.

Dan itu tentang Atlan.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Pertengkaran itu masih terjadi.

Serangan demi serangan sudah mereka lakukan. Namun kekuatan kedua nya sungguh hebat. Kebanyakan anggota Egros sudah tumbang ditangan Ravloska. Tapi musuh utama yang tengah beradu dengan tokoh utama masih bertahan hingga saat ini. Tak peduli dengan luka lebam yang mereka dapatkan diwajahnya.

"STOP LAN! JANGAN PAKSAIN DIRI LO!" teriak Morgan.

Pertengkaran yang tak kunjung selesai, membuat Morgan dan yang lain jadi cemas. Atlan pada dasarnya memang kuat, tapi ini sudah melebihi batas dirinya sendiri.

"Tiap kali gue pengen bantu dia, tapi selalu dicegah." Ucap Reyno menatap pertengkaran sengit itu.

"Lo liat mata nya si Atlan? Iris mata menggelap dan tajam. Mata yang selalu gue liat kalau dia lagi nahan amarah yang besar." Timpal Morgan.

Haikal menggaruk-garuk tekuk nya dengan wajah bingung. "Gua suka mendadak jadi takut sumpah kalo si Atlan udah mode marah plus serius. Aura nya mendadak gak enak cok,"

Gilang yang berada ditengah mereka pun pusing sendiri mendengarnya. "yaelah bang, pake ngomongin aura. Lo pikir bang Atlan itu syaiton?"

"Aura gak enak karena ada lo Kal." Ketus Reyno.

"Eh bentar-bentar, lo denger sirine polisi gak?" Celetuk Haikal.

Merek semua mendadak terdiam dalam sekejap.

"LAN UDAH LAN! LO MAU KETANGKEP POLISI?!!"

"BANG ATLAN UDAHAN BANGG ADUHHH" teriak Gilang heboh.

Atlan menoleh dengan keringat yang sudah sangat membanjiri wajahnya. Begitu juga Sagra, dia terlihat tengah memahami suasana. Dan sebelum dia berlari menjauh dengan yang lain, dirinya mendekat.

"Good bye Atlan. See you."

Atlan sedikit membelak, namun semua temannya menyoraki dengan kencang, membuatnya buru-buru menuju motornya sebelum mobil polisi itu semakin mendekat. Mereka semua berpencar, entah kemana tujuan mereka, yang pasti tujuan Atlan kali ini adalah rumah.

Dibalik helm, pria itu meringis. Laju motornya kian melambat setelah dirasa aman dari polisi. Lengan kirinya memegang pelan perut bagian kiri. Meraba nya sebentar, dan menarik lagi lengan itu.
Dilihatnya, telapak tangan itu kini penuh dengan noda darah.

ATLANTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang