Pagi ini Atlan terbangun karena suara dering ponsel miliknya yang berada di atas nakas. Masih dengan mata tertutup, tangannya menjamah ke atas nakas mencari benda pipih itu. Tanpa melihat siapa yang menelefonnya, ia langsung menggeser tombol hijau itu.
"hmmm haloo"
"hallo At-"
"a-aduhh shh geli-gelii"
Seseorang disebrang sana langsung terdiam dan menghentikan pembicarannya ketika mendengar suara aneh yang pria itu keluarkan.
"aduhhh ochi geli jangan jilat jilat!"
Tut..tut...
Tanpa menyadari bahwa sambungan telah terputus, Atlan meletakkan ponselnya di telinga. "hallo...hallo!"
"bodo lahh mending tidur lagi." ponsel tersebut dilempar asal olehnya di atas kasur.
Menyadari ada seekor buntelan berbulu didekatnya, Atlan lantas menggendong kucing tersebut dan menaruhnya diatas perut. "ochi! Jangan mentang-mentang lo janda, lo bisa se enaknya gigit sama jilat leher gue ya!" Bentak Atlan dengan menunjuk-nunjuk hidung kucing abu itu dengan jarinya.
"Meoww"
"oh iya ci, gue kan bentar lagi mau nikah ya, trus nantinya gue bakal pindah rumah, nah lo mau ikut gue atau sama si singa betina aja disini?" Tanya nya pada Kucing abu itu yang sama-sama tengah menatapnya seolah mengerti apa yang dibicarakan pemiliknya ini.
"Meoww meoww"
"eh tapi, kalo lo sama si singa betina disini, yang ada lo ga dikasih makan trus kalo gak dikasih makan, nanti lo wafat dong?"
Brak!
"heh! Lo gibahin gue lagi ya?!" Pria itu mengelus dadanya lantaran terkejut dengan gebrakan pintu.
"Apasih?! Sok tau lu jadi orang." cetus Atlan yang menatap Alana dengan mata tajam.
"udah siang heh, lo sekolah kan? mandi kek, bukan nya ngajak gibah kucing pagi-pagi," tutur Alana yang merutuki sikap adiknya yang memang tiada dua nya.
Dengan ogah-ogahan, Atlan mendudukan dirinya dengan lesu dan menyibak selimutnya perlahan. "lo temenin dulu si ochi disini, barang kali dia mau curhat sama lo. Susah diajak curhat sama gue, mungkin kalo sama lo dia mau cerita, karena kan kalian sama sama betina jadi ya siapa tau bisa saling memahami gitu, kasian kan kemaren habis ditinggal si Ciko selingkuh. Jadi menjanda dia," ucapnya dengan langkah kaki yang berjalan menuju kamar mandi.
Sungguh, Alana harus menanyakan kepada orangtuanya apakah Atlan ini adik kandungnya atau anak yang tertukar saat dirumah sakit. "Lo jangan banyak cingcong, mandi sana!" Tegas Alana.
"pusing...pusing. Rasanya gue pengen masukin lagi si Atlan keperut mamah." Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri dan berjalan menghampiri kasur itu.
Niat hati ingin rebahan sejenak dengan si kucing, tapi itu hanya terjadi lima detik, dan buru-buru dirinya bangkit lagi. "Emhh, ni sarung bantal perasaan baru dua hari kemaren gue ganti, udah bau jigong aja." gerutu Alana.
Ceklek..
Sepuluh menit selesai dengan mandinya, pria itu keluar dengan rambut yang masih basah dan hanya ada sebuah handuk yang ia lilitkan dipinggangnya.
"kak, gue udah selesai mandinya. Lo keluar sana, gue mau pake baju" titah Atlan.
"yaudah tinggal pake." Jawab Alana santai.
Atlan menghentakkan kakinya. "kak! Malu lah! Lo keluar sekarang cepetann" kesalnya.
Dengan menggendong ochi ditanggannya, Alana beranjak pergi dari kamar itu. "Halah, dulu yang demen banget minta mandi bareng siapa yaaa" goda Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTA
Teen FictionPria tampan salah satu siswa SMA Garuda ini sudah seperti idol bagi para siswi disana. Sikapnya yang random dan humoris, peraih olimpiade matematika, pemegang jabatan ketua tim basket, dan mantan ketua geng yang berada di Jakarta membuatnya mempunya...