33. UNBOXING

1.8K 79 1
                                    

Sebuah mobil civic berwarna hitam baru saja tiba dipekarangan rumah. Baru saja hendak keluar dari mobil, sebuah mobil berwarna merah datang dan terparkir disebelahnya.

Wanita yang berada di mobil merah itu mengeryit heran. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan, tapi kenapa adik nya baru pulang dan masih mengenakan seragam sekolah?

Melihat sang adik ipar digendong oleh adiknya, lantas wanita itu buru-buru menghampiri keduanya.

"Zeli kenapa Lan? Lah, bentar-bentar tu muka kenapa bisa kayak gitu hah? Tawuran lagi lo?" Cemas Alana saat melihat wajah Atlan yang lecet dan memar.

"Cerita nya panjang. Udah ya, gue cape mau istirahat."

Baru dua langkah pria itu berjalan, namun kembali membalikkan badan.

"Oh ya, gak usah laporin ini ke papah. Gue bukan tawuran gak jelas kayak dulu." Ucap Atlan dan langsung berlenggang pergi dari sana.

Sesampainya dikamar, Atlan membaringkan tubuh kecil itu perlahan. Tangannya terangkat untuk merapikan anak rambut yang menutupi wajah gadis itu.

Ia beranjak dari sana. Menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya lebih dulu. Rasanya sedikit perih ketika tetesan air membasahi luka diwajahnya.

Selesai dengan membersihkan tubuhnya, lantas ia keluar dengan stelan kaos dan celana pendeknya. Pandangannya terhenti pada gadis yang tertidur lelap. Pakaiannya belum diganti sama sekali.

"Kalo gak diganti ntar gak nyaman tidurnya," gumam Atlan.

"Mau nyuruh si singa tapi kasian abis ngurusin kantor sekaligus kuliah pasti cape."

Pria itu hanya terdiam mematung memerhatikan wajah Zeli. Definisi bingung dan canggung jadi satu kesatuan di otaknya sekarang ini.
Dengan satu tarikan nafas, tangan nya perlahan mencoba membuka satu kancing baju teratas.

Satu kancing berhasil.

"Oke masih aman..." Atlan berusaha menetralkan degup jantungnya.

Kancing kedua berhasil, dan terus turun ke kancing ke tiga.

Seketika itu Atlan menjauhkan lengannya dari sana dan berbalik tubuh dengan tangan yang menutupi kedua mata nya.

"Astagfirullah astagfirullah..."

"Kenapa jadi horor begini ya,"

Atlan berusaha untuk tetap tenang and santuy. Tapi tetep aja susah! Ya walaupun dirinya tau, sah sah aja mau diapain juga.

"Oke Atlan lo pasti bisa! Lo kudu bisa! Baru begini aja udah tremor lo." Batin Atlan yang merutuki dirinya sendiri.

Kemudian ia kembali berbalik dan menghela nafasnya.

"Oke. Bismillah anboxing!"

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Secercah cahaya yang menyelip dari celah tirai membuat seorang gadis yang tengah tertidur lelap harus terbangun. Ia menggeliat kecil ditengah kasur. Tangannya meraba-raba ke sekitaran kasurnya mencari seseorang.

"Ko kosong sih? Jam berapa ini?" Gadis itu menoleh ke arah jam weker di nakasnya.

08.10

"DEMI APA GUE KESIANGANNN!!!"

Dengan grasak-grusuk gadis itu menyibak selimutnya dan berlari menuju pintu. Tapi belum sampai ke pintu, sudah ada yang membuka pintu itu lebih dulu.

"Hei hei, bangun-bangun kayak kesurupan. Sini sarapan dulu," ucap Atlan yang datang bersama dengan nampan ditangannya.

ATLANTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang