Pemuda bernama Atlan itu tengah merasa bosan. Sedari tadi ia hanya menyamankan posisinya untuk berusaha tidur dengan tangan yang ia telungkupkan diatas meja. Jika kalian berpikir Atlan sedang dalam mode diam kalian salah. Dia hanya sedang dipaksa diam oleh salah satu guru akibat kejadian lima belas menit yang lalu, cowok itu baru saja memecahkan kaca jendela diruang kelasnya karena main bola basket didalam kelas.
Haikal yang berada disamping bangku Atlan merasa jengah melihat sobatnya ini yang tidak bisa diam barang sedetikpun.
"Lan, bisa anteng sebentar gak sih? Ketimbang suruh diem aja kaga mau lo. Masih syukur hukumannya gak berat." Ucap Hailkal.
"siapa lo ngantur-ngatur gue?." Ketus Atlan.
"gelud...gelud..." comblang Morgan yang tepat berada dibangku belakang mereka.
"diem anjing!" Maki Haikal dan Atlan bersamaan.
Melihat ketiga kelakuan sahabatnya ini, Reyno si manusia es hanya cukup melirik sedikit tanpa ada niat untuk ikut ikutan.
"yok bayar uang kas yok..." Dessy si cewek berbody gitar spanyol itu menghampiri mereka dengan membawa sebuah buku catatan kecil ditangannya.
Atlan mendengus kesal ketika kedatangan Dessy dibangku nya. "Lo lagi! Kerjaannya nagih mulu, rentenir lo?!" Beo Atlan.
"bukan! Depkolektor gue!" Sewot Dessy.
Morgan tertawa kecil melihat gadis itu. Kalian jangan sampai lupa, kalau Morgan masih berada dalam prinsip nya, yaitu mencinta dalam diam. Kalo kata Atlan mah, gak gentle lu!.
"lo juga bayar Mor! Ketawa sendiri mulu dah, kerasukan apa lu? Si manis jembatan ancol?"
Cowok itu tersadar dari lamunannya. Hei, sejak kapan Dessy berdiri disamping bangkunya? Oke, harus tetap stay cool depan gebetan.
Morgan berdehem sejenak dan melipatkan kedua tangannya didada. "loh? Bukannya udah gue lunasin ya?"
Gadis itu menepuk dahi nya sendiri. "beda lagi Morgan! Yang lo bayar kemarin itu, ya buat bayar hutang lo. Yang sekarang gue tagih ya buat minggu ini," jelas Dessy.
Cowok itu menyandarkan duduknya. "ntar aja ya, gue gak bawa dompet"
"BASI MORING! " gertak Dessy yang kepalanya sudah berapi-api.
"NAMA GUE MORGAN! M-O-R-G-A-N MORGAN!"
"BACOT LO CUNGUK! CEPETAN BAYAR!"
"GAK MAU!"
Bugh!
Suara pukulan yang Morgan terima di bahu membuatnya sedikit meringis, tapi setelahnya ia beranjak dari duduk nya dan menatap lekat gadis itu. Membawanya mundur perlahan hingga mentok sampai ketembok.
"lo-lo mau ngapain?" Gugup Dessy.
Morgan tak peduli denga suara riuh dikelasnya yang menyoraki aksi dadakannya.
"astagfirullah Morgan! Dessy anak baek Mor! Jangan hohahohe lo!" racau Haikal dari belakang.
Cowok itu menatap Dessy yang kini menunjukkan raut wajah ketakutan dan gugup. Entah kenapa ini terasa lucu bagi Morgan sehingga mampu menarik seringai dibibirnya.
"m-morr..."
Dessy semakin gugup ketika Morgan meneliti seluruh bagian wajah nya. Hal itu sudah cukup membuat pipi nya memerah.
"anaknya Hendra cakep juga ya," tutur Morgan yang mampu membuat mata gadis itu membelak seketika.
"APA LO BILANG HAH?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTA
Teen FictionPria tampan salah satu siswa SMA Garuda ini sudah seperti idol bagi para siswi disana. Sikapnya yang random dan humoris, peraih olimpiade matematika, pemegang jabatan ketua tim basket, dan mantan ketua geng yang berada di Jakarta membuatnya mempunya...