Setelah kurang lebih tiga hari dirumah, akhrinya pria itu kembali kesekolah. Dan tentu, kedatangannya itu disambut fans nya yang khawatir berlebihan tentangnya. Ternyata berita nya menyebar seantero sekolah. Bahkan guru-guru tau soal itu.Dan saat ini, mereka berempat tengah disidang oleh guru BK mereka, dan beberapa guru lainnya.
"Benar soal tawuran kemarin-kemarin tidak ada sangkut pautnya dengan sekolah?" Tanya Bu Wika selaku guru BK disekolah ini.
Keempat pria itu terdiam. Hingga akhirnya Atlan yang angkat bicara, karena ia merasa ini adalah tanggungjawabnya. "Bener bu, gak ada hubungannya sama sekolah, ibu gak perlu khawatir kalo kita bawa bawa nama sekolah. Karena ini murni masalah kita diluar sana bu."
"iya bu, pak. Kita itu gak akan mungkin ngelibatin sekolah, ini cuma sesama antar komunitas aja," timpal Morgan.
"Ada berapa murid SMA Garuda yang masuk dalam komunitas kamu itu Atlan?" Tanya salah satu guru laki-laki disana.
"Sedikit pak"
"Iya sedikit nya itu berapa Atlan...5 orang kah atau lebih kahh," geram guru tersebut.
"140 pak."
"APA?!"
Semua guru-guru yang berada disana sontak menganganga mendengarnya. Tidak salah? Bahkan guru disekolah ini tidak sampai segitu jumlahnya. Ini jauh dari ekspetasi mereka.
"Untuk apa kamu membuat komunitas seperti itu Atlan? buat gaya-gayaan? Iya? Sudah cukup kamu terkenal disekolah ini karena muka sama otak kamu yang bisa dibilang oke. Jadi untuk apa kamu membuat komunitas seperti itu? Itu bisa merusak masa depanmu Atlan.." jelas sang kepala sekolah. Bukannya merasa bersalah, justru Atlan malah menahan tawanya.
"Pak, bapak tu muji sayaa atau ngejelekin saya sih? Saya aku-akui saya emang ganteng dari jaman zigot pak," balas Atlan.
Semua orang berada didalam ruangan itu hanya bisa menggelengkan kepala mendengarnya, begitu juga ketiga cunguk nya yang udah pasrah sama kelakuan Atlan.
"Dan bapak sama ibu harus tau, komunitas kita bukan sembarang komunitas, jadi mohon jangan samakan kami dengan komunitas ugal-ugalan diluar sana." Timpal Reyno.
Atlan dan yang lain mengangguk setuju mendengarnya. Enak aja disamain sama geng begajulan dijalanan sana.
"Bener, malah kita ini bukan geng loh bu, pak" timpal Atlan.
"Ya terus mau disebut apa selain geng?? Kalian itu disebutnya geng, apalagi anggota sampe banyak seperti itu. Lantas mau sebutan apa selain geng?"
"Paguyuban," celetuk Haikal.
Sontak Atlan dan Morgan saling membuang muka, menahan untuk tidak tertawa. Lain dengan Reyno yang stay dengan muka datarnya. Dan beberapa guru ada yang menahan tawanya dan ada juga menghela nafas pasrah.
"hhh...cape ibu sama kalian. Gak pernah bener kalo diajak ngomong." Sahut Bu Wika.
"Kita jawab seadanya dan memang itu adanya bu, kita gak ngadi-ngadi loh bu," balas Haikal. Wanita itu bahkan hanya tak bisa berkata-kata lagi, hanya bisa menggelengkan kepala.
"yasudah, kembali kekelas kalian. Pesan ibu cuma satu. Jangan sesekali kalian bawa nama sekolah untuk masalah kalian diluar sana. Paham?" Tegas nya.
"paham buu,"
Akhirnya sidang itu selesai juga. Sidang yang gak ada unsur tegangnya, yang ada malah cengengesan.
"ah iya, Atlan.." panggil Bu Wika, saat Atlan baru saja hendak beranjak dari kursi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTA
Teen FictionPria tampan salah satu siswa SMA Garuda ini sudah seperti idol bagi para siswi disana. Sikapnya yang random dan humoris, peraih olimpiade matematika, pemegang jabatan ketua tim basket, dan mantan ketua geng yang berada di Jakarta membuatnya mempunya...