Mentari sudah menampakkan wajahnya di pagi hari. Seorang perempuan yang masih mengenakan piyama tengah memulai hari nya. Membuka satu persatu tirai agar semua cahaya masuk kedalam ruang apartement, dan mulai menyalakan kompor karena ia akan memasak sesuatu dihari libur ini.
Mengeluarkan semua bahan yang akan ia masak hari ini dari lemari pendingin. Ia akan memulai dengan memasak daging ayam, sayur capcai dan sambal. Karena kalau tanpa sambal, pria itu akan mengomel. Hidupnya tidak bisa jauh dari kata sambal.
Oh iya, ngomong-ngomong soal si Ochi, dia ikut pindah juga. Karena kata Atlan kalau si janda kesayangannya ditinggal dirumah orangtua nya, takutnya malah dikasih racun. Dasar sipaling nethink.
Pundak gadis itu yang semula ringan, kini tiba tiba memberat karena ada seseorang yang menaruh dagu nya disana dengan sepasang tangan yang melingkar diperut nya.
"Diem dulu kenapa sih, kalo tangan aku kepotong gimana.." omel Zeli.
"Anget tau"
"Yaiyalah anget orang deket kompor, gimana sih."
Atlan berdecak sebal, karena niat romantis dipagi hari malah mendapat semprotan dari mulut istrinya. Tapi Atlan tak mengihaukan ucapan itu. Ia tetap diam disana dengan posisi yang sama sembari memperhatikan Zeli yang masih dengan kegiatan memotong.
"Yang, Ngeri ih motong sosisnya..."
"Apa? Mau dipotong juga hah?!"
Sontak Atlan menjauh dari tubuh Zeli. Hei, enak aja main potong. Ngeri-ngeri sedep emang istrinya ini.
"Ya jangan dongg! Cantik-cantik kok psikopet." Dumel Atlan.
"Udah sana cepet mandi, bau tau!"
Dengan langkah gontai, Atlan berjalan kearah kamar mandi, tapi sebelum menutup pintu tersebut, pria itu memunculkan kepalanya dicelah pintu.
"Sayangg!! Hayu!!"
"Hayu kemanaa?!" Balas Zeli tanpa melihat pada Atlan.
"Hayu mandi bareng lagi!!"
Zeli sontak menoleh dengan tatapan tajam, dengan sebuah pisau ditangannya. Dan dengan cengiran khas nya Atlan, pria itu buru-buru menutup pintu kamar mandinya dengan cepat, bukan waktu yang tepat untuk mengajaknya saat ini. Hhe.
"ATLAN AWAS YA GUE POTONG TU SI STEPENN!!"
"GAK BOLEH GITU SAYANGG!!! TEGA BANGET LO AMA LAKI LO SENDIRI!!"
"BACOT LO, KELUAR DARI KAMAR MANDI GUE BUNUH LO YA!!"
"COBA AJA KALO BISAA, YANG ADA GUE DULUAN YANG NERKAM LO!"
Oke cukup, berteriak-teriak dipagi hari cukup menguras tenaga nya. Gak akan ada habisnya kalau debat dengan Atlan. Si anak bungsu yang tak mau kalah. Ngomong-ngomong soal si stepen, dia bukan tokoh baru atau apalah itu. Tapi kenalkan, stepen adalah nama adiknya Atlan. Sekian terimakasih.
••••••••••••••••••••••
Hari sudah gelap, seorang pria tengah bersantai dihalaman belakang rumahya. Ia baru selesai dengan kegiatan berenangnya. Ya, dia lebih menyukai berenang di saat hari sudah gelap. Sebentar tapi itu sudah cukup untuk membuat otaknya fresh kembali. Perut sixpack itu begitu terlihat saat dirinya naik ketepian kolam renang. Berjalan membawa handuk yang telah disediakan, dan menyeruput jus jeruk disana. Sungguh enak bukan? Hidupnya seperti tidak ada beban.
Namun sebuah dering telpon dari ponselnya, membuatnya harus beranjak dari sana. Pria itu mengeryit heran saat melihat nama yang tertera. Namun dengan segera ia menjawab panggilan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTA
Ficção AdolescentePria tampan salah satu siswa SMA Garuda ini sudah seperti idol bagi para siswi disana. Sikapnya yang random dan humoris, peraih olimpiade matematika, pemegang jabatan ketua tim basket, dan mantan ketua geng yang berada di Jakarta membuatnya mempunya...