42. MAKING THE ATLAN JUNIOR

1.3K 67 2
                                    

Sedari tadi Zeli tak bisa tenang dengan acara drama kesukaannya. Acara nontonnya itu jadi terganggu, karena suara langkah Atlan yang bergerak mondar-mandir kesana kemari.

"Masih mikirin Rey?" Tanya Zeli. Dan tebakan nya benar, Atlan mengangguk.

Zeli memutar mata nya dengan helaan nafas yang kesal. "ngapain dipikirin sih? ya bagus dong kalo Rey udah tunangan, itu artinya dia masih normal."

Atlan berdecak. Bukan itu yang dipikirkannya. Dirinya juga tau kalo Rey sahabatnya gak bakal sampe belok cuma karena gak pernah deket sama perempuan.

"Bukan itu masalahnya, bukan itu yang aku pikirin."

"Ya teruss apa sayanggg???" Geram Zeli.

"Dia dapet cewe dari mana? Sedangkan kita tau kalau dia itu anti banget sama perempuan. Jangankan deket, ngobrol sama cewe disekolahan aja belum tentu sebulan sekalii"

Gak habis pikir. Ngapain juga urusan orang dia pikirin sampe segitu nya ya? Rempong banget dari pas pulang sekolah. Zeli sampai bingung sebenarnya sifat asli Atlan itu yang mana, dia ini bisa serius, bisa berubah jadi dingin, bisa juga jadi rempong kayak anak gadis yang baru aja tau kalo ternyata gebetanya punya pacar.

Zeli beranjak dari duduknya dan menghampiri Atlan yang masih berdiri. "udah ya, dari pada mikirin asal usul dari mana cewe si Rey turun, mending kita nonton Rainbow ruby, gimana? oke kan? Sambil makan mie ramen..."

Atlan terlihat mengetuk-ngetuk dahinya. "emm, ide bagus. Hayu!"

Bentar. Dimana-mana jodohnya buat makan ramen itu ya nonton drama korea atau drama drama dari segala drama. Tapi hal itu sepertinya sudah tidak berlaku disini. Apapun makanannya, rainbow ruby tontonannya.

Istrinya sampe rela membiarkan tontonan drama kesukaannya ditunda demi bisa bikin Atlan diem dan anteng. Setel aja rainbow ruby, dijamin anteng. Apalagi ditemenin sama makanan panas semacam ramen instan kayak gini.

"Zel..." panggil Atlan disela-sela menontonnya dengan mulut yang penuh mie.

"hm," dehem Zeli tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone.

"Kalo Ruby sama Boboiboy jodoh, anaknya secakep apa ya?"

Nah kan, firasatnya emang udah gak enak. Pasti ngomong yang gak masuk akal lagi. Zeli menghela nafas berat, dan menyimpan ponselnya itu. Bergerak mendekati Atlan dan mengelus pundak pria itu.

"Atlan sayang..."

"hmm..."

"Kalo nonton, nonton aja yang anteng ya, jangan banyak pikiran. Gak usah mikirin secakep apa anak si ruby sama boboiboy kalo mereka jodoh. Udah yaa, pokoknya tonton aja yang anteng, aku mau skincare-an dulu. Oke? enjoy gak boleh mikirin apa-apa," tepukan terakhir Zeli berikan dipundak Atlan. Dan dengan kepolosanya, Atlan hanya mengangguk dengan mata yang fokus pada kartun, dengan mulut yang tetap mengunyah.

Sampai dirasa Atlan sudah anteng kembali, Zeli beranjak hendak ke kamar mandi, melakukan night routine sebelum tidur. Tapi langkahnya terhenti saat baru saja sampai di depan pintu kamar mandi.

"yang!"

"Apa lagii"

"Kalo aku gak boleh mikirin anak ruby sama boboiboy secakep apa, boleh gak aku mikirin anak kita secakep apa nantinya?"

oemjii...

Zeli dibuat salting sih sebenernya, sampai garuk-garuk kepala walau sebenarnya tidak gatal. "b-boleh, mending mikirin itu aja, dari pada mikirin ruby sama boboiboy"

Atlan lantas menoleh. "jadi penasaran deh pengen cepet-cepet liat..."

"Liat apa? Brojol aja belum." Heran Zeli.

ATLANTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang