Kelas XI IPA 2 sedang bersorak ria karena guru mengajar mereka sedang tidak masuk. Maklum saja, mereka adalah kelas unggulan jadinya sering belajar."Ki, nih buku lo, thanks ya," ucap Edo memberikan buku catatan Yuki.
"Sama-sama, Do." Yuki menerima buku catatannya.
"Lo udah move on ya sama kejadian itu?" tanya Siofra.
"Kayaknya udah deh, pas sempat berpapasan sama Glen aja gue udah gak gugup lagi," jawab Yuki. Ia memang sempat berpapasan dengan Glen di koridor. Jika dulu ia selalu gugup ketika bertemu dengan Glen namun saat ini entah mengapa rasa gugup itu hilanh tiba-tiba.
"Mungkin karena lo udah ke pentol sama si Genta," goda Siofra.
"Ish enggak tau, Genta 'kan sama kak Arkandina," bantah Yuki.
"Alesan lo aja tuh, lo 'kan tau kalo kak Dina cuma bisa suka doang sama Genta, ibaratnya mereka tuh cuma friendzone," ujar Siofra.
"Au ah sebel, gue ke toilet dulu," ketus Yuki beranjak pergi, ceritanya lagi ngambek.
"Yaelah nih anak, bentar lagi bel bego."
"Duluan aja ke kantin, nanti gue nyusul!" teriak Yuki tak terlalu keras. Sebelum ia benar-benar keluar kelas, ia sempat melirik Ian yang sepertinya sedang berkirim pesan dengan seseorang.
***
Setelah menyelesaikan panggilan alamnya. Yuki langsung bergegas ke kantin, takut nantinya Siofra memarahinya.
Mata Yuki menangkap Agafia yang sedang duduk sendirian di bawah pohon. Yuki bisa melihat ada raut kesedihan di wajah Agafia. Dengan ragu gadis itu berjalan mendekati Agafia.
"Gue boleh duduk samping lo?" tanya Yuki ragu-ragu.
Agafia yang sedang melamun tersentak kaget, ia melihat Yuki yang juga melihatnya. "Mmm boleh kok."
Yuki tersenyum lalu duduk di samping Agafia.
"Lo kenapa?" tanya Yuki.
"Gue gak kenapa-napa," dusta Agafia sambil melihat kearah lain.
"Gak usah bohong kali, gue tau lo bohong," ujar Yuki.
Agafia menatap Yuki sejenak. Masalah mereka telah usai, tentunya mereka sudah baikan. Meski ada sedikit keraguan pada diri Agafia.
"Lo tau 'kan Ian selalu deket banget sama gue," ucap Agafia mulai bercerita. Yuki mengangguk paham sambil mendengarkan cerita Agafia.
"Entah kenapa gue jadi baper karena liat tingkah dia ke gue, apalagi liat dia khawatir sama gue."
"Tapi, gue benci banget liat sifat Ian yang f*ckboy, dia selalu dekat sama cewek lain tanpa mikir perasaan gue."
"Oke gue ngerti, gue bakal bantuin lo!" ucap Yuki bersemangat.
Agafia yang mendengar itu sontak terkejut. "Eh buat apa? Gue gak ada-"
"Gue bakal tetap bantuin elo, 'kan kita udah temanan," potong Yuki.
"Gue ke kantin dulu, Fi, duluan ya." Yuki langsung beranjak pergi meninggalkan Agafia yang terdiam.
"Teman ya."
***
Brakkk
Siofra memukul meja sampai bakso di sendok Wanca jatuh.
"Ngapain sih bantuin dia segala?!" tanya Siofra keras.
"Fra, dia teman kita juga," ucap Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
PODROSTKI CAFE [SELESAI]
Teen FictionTentang Genta Sandyakala Samudra, siswa tajir yang membuka usaha kafe bersama teman-temannya. Tak sengaja kembali bertemu dengan Elvira Yuki Glucklich, mantan ketua kelasnya yang sangat cerewet. Yuki diajak oleh temannya untuk bekerja di kafe milik...