Pidato 📒

39 5 0
                                    


"Awal semester yang dulu kami jalani kini sudah menjadi akhir semester yang menjadi akhir bagi cerita kami di sekolah tercinta ini."

Para guru dan murid-murid sekolah kelas 1, 2, 3 dan juga para alumni berkumpul di aula sekolah untuk mendengar pidato perpisahan kelas 3 dari Arkandina.

"Kami, kelas tiga dinyatakan lulus seluruhnya dan menjadi kabar bahagia bagi kami semua."

"Napa lo ngelap mata segala? Nangis lo?" tanya Wanca ke Ipan.

"Pura-pura terharu Ca," jawab Ipan cekikikan.

"Sssttt! Liat tuh!" tunjuk Wanca kepada Ipan. Keduanya langsung terdiam melihat Siofra yang melotot ke arah mereka. Siofra dan Ejak menjadi salah satu petugas dokumentasi di acara tersebut.

"Gila bangets tatapan mak lampir, menciut gue," ucap Zoro.

"Namanya medusa," ujar Ipan.

"Xixixixi," tawa Wanca menahan agar tak kelepasan.

"Lingkungan baru yang akan segera kami rasakan setelah keluar dari sekolah ini."

"3 tahun di sekolah ini, di bimbing oleh banyak pertemuan yang kami alami. 3 tahun ini juga yang tak tergantikan bagi kami semua."

Genta tersentak karena tiba-tiba saja pandangan Arkandina dan dia bertemu. Genta langsung teringat dengan pertemuan pertamanya dengan Arkandina.

Flashback on

Arkandina menghela napas kesal melihat kelasnya yang kotor. Padahal ia sudah mencantumkan nama-nama murid yang akan piket.

Dengan terpaksa Arkandina membersihkan kelas sendirian. Ia baru sadar kalau membersihkan kelas sendirian sangat 'lah melelahkan. Ia lalu terduduk lemas di kursi guru. Hanya tinggal mengepel lantai dan membuang sampahnya saja namun kakinya terasa pegal.

Saat termenung sambil mengumpulkan tenaga, Arkandina merasa ada seseorang yang mendekat ke arahnya.

"Kak?"

Merasa di panggil, gadis berponi itu menatap ke depan. Murid cowok yang ia yakini adik kelasnya itu berdiri di depannya.

"Kakak sendiri aja piketnya?" tanya cowok bername-tag 'Genta Sandyakala Samudra'.

"Iya, kamu ada perlu apa kemari?" tanya Arkandina ramah.

"Gue liat Kakak sendirian aja ngerjain piket kelas ya udah gue samperin," jawab Genta.

"Mau kita bantuin gak Kak? Kayaknya Kakak kecapean banget," tawar Genta.

"Eh 'Kita'?" tanya Arkandina heran.

"Waw! Gen! Doi lu kakel (kakak kelas) kita?!" tanya Wanca.

"Gila! Selera lo lebih tua dari lo," tambah Ipan.

"Udah diem lo pada, sekarang bantuin Kakak ini cepat!" ujar Genta.

"Boleh aja sih Gen tapi...ya lo tau 'lah," ujar Zoro sambil memberi kode 'meminta uang'.

"Nah iya Gen, kalo itu gue mah langsung ngerjain nih tugas," tambah Ipan.

"Iya, serah lo pada dah," ucap Genta pasrah.

Kelima murid itu lalu mengerjakan tugas piket Arkandina, sedangkan gadis itu dilarang Genta untuk ikutan. Arkandina memang sudah mendengar cerita bahwa ada adik kelasnya yang merupakan putra tunggal Samudra, pemilik perusahaan besar Guntur Corp.

"Kakak duduk aja disini, 'kan Kakak lagi kecapean," ucap Genta.

"Gak bisa Gen, Kakak gak enak masa kalian kerja Kakak duduk aja," tolak Arkandina.

PODROSTKI CAFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang