"Kita ada masalah saat ini!" ucap Zoro tegas sambil menggebrak meja.Saat ini kafe sudah mau tutup karena memang sudah jadwalnya untuk tutup.
"Napa Ro?" tanya Wanca.
"Pasti rameh banget cuy, apalagi katanya ada artis di situ," jawab Zoro.
"Ya udah dong biar tambah meriah," ujar Siofra.
"Eh, kita ke pasar malam buat belanja bukan nungguin sembako," cibir Zoro.
"Lagian hebat banget tuh pasar malam ada artis yang datang," ucap Ipan.
"Gen lakuin sesuatu kek," pinta Zoro.
"Gue harus buat apa?" tanya Genta datar.
"Apa kek! Misalnya lo kirim polisi keamanan biar pengunjung banyak yang pulang," ujar Zoro.
Dengan wajah jengah Genta mengambil ponselnya hendak menelepon asisten papanya.
"Om Tio."
"Iya Mas Gen?"
"Om tau pasar malam yang bakal dibuat besok gak?"
"Tau Mas."
"Aturkan dong Om biar jangan ramai banget, Genta minta tolong banget."
"Aman Mas Gen, besok Mas udah bisa datang gak perlu takut keramaian."
"Tapi jangan sepi amat Om, secukupnya aja."
"Aman itu Mas."
"Makasih Om."
"Sama-sama Mas."
"Puas lo?" tanya Genta datar.
"Sip! Jadi besok kita harus sama pasangan kita!" ucap Zoro tegas.
"Nah, kalo itu gue setuju!" ujar Siofra semangat.
"Atur jadwalnya Ro," titah Ipan.
"Aman tuh!"
"BESOK HARUS BAWA PASANGAN! JANGAN SAMPE TELAT! KALO ADA YANG TELAT GUE SUNAT LO!"
"OH YA! Si Genta jangan lupa bawa banyak duit cash ya," ucap Zoro.
***
"Naik," titah Genta dingin.
Yuki hanya mengangguk sambil naik ke motor pria tajir itu.
Di perjalanan keduanya hanya diam dengan pikiran masing-masing. Keduanya tak ada yang mau menekan ego untuk berbicara lebih dulu.
"Maaf, gue masih berada di titik tengah, Elvira."
"Apa yang harus gue lakuin?"
"Apa kita akan terus kayak gini sampai pulang?"
"Bukan! Bahkan sampai hubungan ini berakhir."
"Jadi apa untungnya kita pacaran?"
"Siapa sih ya filsafat yang ngebahas tentang cinta? Gue butuh tips dari dia."
Genta melirik Yuki dari spion motor. Gadis itu tampak bersenandung kecil sambil menatap langit yang tumben berisi bintang-bintang.
Biasanya bintang-bintang bersembunyi di balik polusi seolah sedang takut.
Dinginnya malam mungkin juga sebagai alasan keduanya diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
PODROSTKI CAFE [SELESAI]
Teen FictionTentang Genta Sandyakala Samudra, siswa tajir yang membuka usaha kafe bersama teman-temannya. Tak sengaja kembali bertemu dengan Elvira Yuki Glucklich, mantan ketua kelasnya yang sangat cerewet. Yuki diajak oleh temannya untuk bekerja di kafe milik...