Para Serigala 🐺

25 2 0
                                    


Suara decit sepatu dan teriakan memenuhi lapangan futsal. Sore ini Genta dan sahabat-sahabatnya berencana memuaskan diri bermain futsal karena ujian sudah mulai dekat.

"Ro lu main apa berantem sih?!" protes salah satu pemain lawan.

"Kalo bisa 2 kenapa 1," ucap Zoro ngawur.

Permainan tetap lanjut hingga bola sampai di depan kaki Zoro.

"Sikat Ro!!!" teriak Ipan.

Dengan keras Zoro menendang bola itu sampai...bola melambung jauh melewati lapangan.

"Gak ada bola cadangan?" tanya Genta.

"Gak ada, semua udah keluar jauh dibuat Zoro," jawab Hasan, ketua futsal.

"Lo sih nendangnya kuat amat," tuduh Wanca.

"Kaki gue gak bisa gue kendaliin Ca," ujar Zoro.

***


Selesai bermain futsal, mereka berlima pergi ke warung bu Lora yang dulu tempat biasa nongkrong anak sekolah Venus.

"Bu, apa kabar?" tanya Genta.

"Eh si Aden, baik kabar saya, kalo kamu gimana?"

"Baik kok Bu."

"Bu pesen jus jeruknya ya Bu, yang paling asem kalo bisa," cerocos Wanca.

"Mau menciut tuh muka lo minum yang gituan," ujar Ipan.

"Lagi pengen Pan."

Usai memesan, mereka berlima duduk sambil menunggu pesanan datang. Tak ada yang membuka pembicaraan karena kelimanya sibuk dengan urusan pribadi.

"Lo jadi mau masuk ke mana, Jak?" tanya Genta membuka pembicaraan.

"Brawijaya."

"Lo?" tanya Ejak balik.

"Kayaknya gak kuliah, ngurus perusahaan bokap gue," jawab Genta.

"Lo pada?" tanya Genta.

"Gue ke USU, sekalian jumpa ortu gue," jawab Zoro.

"Gue rencana ke Singapura," jawab Ipan.

"Gue UNY, yang deket aja," jawab Wanca.

Genta mengangguk paham. Mereka semua diam namun satu pemikiran, mereka bakal berpisah.

"Ini pesanannya Aden-aden," ucap bu Lora.

"Makasih Bu," ucap mereka serentak.

Mereka menikmati hidangan mereka tanpa suara seolah-olah saling menunggu.

"Pernah nonton film Serigala Terakhir, gak?" tanya Zoro.

"Pernah."

"Gue lagi ngikutin seri keduanya, tapi modelan episode," ucap Zoro.

"Oh ya? Seru dong, jadi agak lama tamatnya," ujar Ipan.

"Tapi tokoh utamanya siapa? 'kan udah pada mati tuh," tanya Wanca.

"Kalo gak salah si Alex, mantan rekannya si Jarot," jawab Zoro.

"Iya juga sih, semuanya pada mati," ucap Genta mengingat film legendaris itu.

"Gue suka adegan pas mereka main bola," ucap Ipan.

"Bar-bar banget kayak si Zoro," ejek Wanca.

"Setan lo Ca," umpat Zoro sambil tertawa.

Keheningan kembali melanda mereka, ada hal yang berusaha mereka hindari hingga Wanca membuka suara.

"Mereka sahabat yang kompak, satu rasa banget meski bandelnya kayak elo, Ro," ucap Wanca.

PODROSTKI CAFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang