Elvira Yuki ❤

34 2 0
                                    


Usai jam pelajaran, Genta langsung keluar kelas setelah mendapat pertanyaan dari sahabat-sahabatnya.

Langkah Genta terhenti karena melihat gadis berkacamata yang duduk di tangga keramik sambil membaca novel.

Genta tersenyum tipis lalu mendekati gadis itu. "Udah lama?" tanyanya.

Yuki menutup bukunya lalu menatap Genta. "Enggak kok," jawab Yuki.

Genta mengangguk kemudian duduk di samping Yuki lalu memainkan rambut gadis itu.

"Mau ngomongin apa?" tanya Yuki, padahal menurutnya kalau ada yang mau dibicarakan tinggal melalui handphone saja.

"Mau ngajak kencan," jawab Genta jujur masih melakukan aktivitasnya.

Yuki agak terkejut mendengar ucapan Genta. "Kok tiba-tiba?" tanya Yuki.

"Pengen aja, selama ini aku sibuk jadi gak sempat," jawab Genta.

"Abang Genta lagi mode bucin ya?" ucap Yuki menggoda Genta.

Genta tersenyum menanggapinya lalu beralih memainkan tangan Yuki. "Iya, pengen jadi bucin kayak kawan-kawan yang lain," jawabnya.

Tawa Yuki meledak seketika mendengar penuturan Genta.

"Iya, aku mau kok," ucap Yuki.

"Harus dong," gumam Genta.

Kedua terdiam satu sama lain, Yuki hanya tersenyum menatap Genta yang fokus memainkan tangannya.

"Kita ngapain sih ini?" tanya Yuki sambil tertawa.

"Quality time," jawab Genta.

"Emang ada kayak gini?"

"Ada, ya kita ini sekarang."

"Iya juga sih."

Saat Genta asik memainkan tangan Yuki, gadis itu juga menyisir rambut Genta dengan tangannya satu lagi. Keduanya tersenyum tipis dengan pipi merona namun tak ada yang mengeluarkan suara.

***

Disisi lain....

"M-E-N-Y-E-B-A-L-K-A-N," ucap pak Darto menatap trio curut di hadapannya.

"Cabut jam pelajaran terakhir cuma demi beli goreng pisang," ucap pak Darto penuh penekanan.

"Pisang goreng yang betul Pak," ucap Ipan.

"DIAM!!!"

Mulut Ipan langsung bungkam dibentak pak Darto. "Dasar Chaplin KW," umpatnya dalam hati.

"Lagian bukan goreng pisang aja Pak, tapi terong goreng, bakso goreng-"

"Diam Sanca!" potong pak Darto sedangkan yang dibentak langsung menutup mulutnya.

"Kalian itu udah kelas 12 mau sampai kapan begini trus?" tanya pak Darto.

"Hah? Kita baru-baru aja kali Pak cabut ke kantin," ujar Zoro.

"DIAMMM!!!"

Zoro langsung menunduk. "Gak kering tuh tenggorokan," gumamnya.

"Buat saya bangga dong sekali-kali, buat saya bangga nanti ketika kalian masuk di universitas ternama."

"Jangan taunya lompat-lompat ke gedung! Emang lo pikir lo ninja!"

"Jangan taunya balap-balap aja, pengen jadi Rossi apa?!"

"Jangan taunya ngebengkel aja, masuk SMK aja sekalian!"

Ketiganya saling pandangan merasa jengkel dengan pak Darto.

PODROSTKI CAFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang