Kafe mereka yang beberapa hari lalu terasa sepi kini kembali ramai, bahkan para pacarnya trio curut ikut membantu sekaligus biar tidak bosan liat Genta dan Ejak saja yang asik bermesraan dengan pacar mereka."Zas, bantuin bawain ke meja yang diluar ya," pinta Darya kesulitan.
"Eh iya, Dar," ucap Zasha.
"Rame bet ya, udah kek Tanah Abang," celetuk Ipan sambil mencuci piring dibantu Isadora.
"Ya lo bersyukur kek," sahut Siofra.
"Iyeeee, terima kasih ya Tuhan," ucap Ipan.
Tak berapa lama Genta datang ke dapur. "Jangan lupa istirahat ya, ingat kesehatan juga."
"Iya Bosssss," ucap mereka serentak.
"Gak usah pake bos segala kali," gumam Genta lalu pergi.
"Lo berdua udah jarang kencan ya Ki?" tanya Isadora.
"Iya Ra," jawab Yuki jujur, ia bingung apakah harus sedih atau tidak? Karena Genta memang sibuk saat ini apalagi soal perusaan Samudra.
"Sekali-kali kasih si bos kode Ki, 'kan biasanya itu keahlian cewek," ucap Ipan agak sedikit menyindir kaum Hawa.
Yuki hanya mengangguk saja mendengar saran Ipan, sebagai perempuan Yuki ingin seperti pasangan lain tentunya.
Disisi lain Genta yang baru saja mengantar pesanan pelanggan merasa ponselnya bergetar, segera dia keluar mengecek siapa yang meneleponnya.
Witch Calling....
"Mak lampir? Tumben," gumam Genta.
"Halo?"
"Halooo Dek ipar!"
Suara melengking itu terdengar nyaring di telinga Genta sampai membuat bulu kuduk Genta naik, memang mak lampir sebenarnya.
"Ngapain lo nelpon?" tanya Genta jutek, pria itu berjalan menuju ruangannya karena takut di dengar orang.
"Siapa?" tanya Yuki ke Genta.
"Safira," jawab Genta singkat lalu melanjutkan langkahnya.
Sesampainya di dalam ruangannya Genta melanjutkan pembicaraannya dengan Safira.
"Jumpaan? Gue lagi kerja," ucapnya.
"Oh ya udah aku bakal datang ke-"
"Jumpaan dimana?" potong Genta cepat, dia benar-benar mati kutu dibuat mak lampir satu ini.
"Kafe waktu itu, gimana?"
"Gue otw kesana lo-"
"Jempuuutttt."
Wajah Genta berusaha menahan amarah mendengar nada sok manja itu. "Mak lampir sialan!"
"Gue otw, lo bersiap aja," ucap Genta datar.
"Makacih cayang."
Genta segera mematikan ponselnya karena merinding mendengar ucapan sihir dari Safira.
Genta segera melepas pakaian kafenya lalu menggantinya dengan pakaian kasualnya. Ia kemudian melangkah keluar kafe menuju parkiran.
"Mau kemana Bos?" tanya Wanca yang sedang duduk sambil main rubik.
"Jumpa kakaknya Elvira, nanti kalo dia nanya kasih tau ya," jawab Genta.
"Yoi Bos," ujar Wanca.
"Btw kok tumben lo mau main begituan?" tanya Genta sambil menaiki motor sportnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PODROSTKI CAFE [SELESAI]
Teen FictionTentang Genta Sandyakala Samudra, siswa tajir yang membuka usaha kafe bersama teman-temannya. Tak sengaja kembali bertemu dengan Elvira Yuki Glucklich, mantan ketua kelasnya yang sangat cerewet. Yuki diajak oleh temannya untuk bekerja di kafe milik...