Mengakui 🐆

52 4 0
                                    


Orang kaya memang bebas. Seperti Genta yang tanpa ragu menyewa bus hanya untuk mengantar mereka yang totalnya hanya 10 orang saja.

"Gak papa deh duit dia abis, yang penting gue gak pengap rameh-rameh di bus," ucap Ipan yang sedang bermanja ria bersama Isadora.

"Gue rencananya naik motor bareng Zasha, eh malah tiba-tiba aja nih bus dateng," ujar Zoro yang duduk di samping Zasha.

"Horang kaiya muah bebazzz," ucap Wanca sambil menguap.

"Ih di tutup mulutnya tau!" ujar Darya yang duduk di samping Wanca.

Sedangkan orang yang mereka sindir sibuk tertidur di kursi belakang.

"Kamu temenin Yuki sana, aku sendiri aja gak papa," bisik Ejak ke Siofra.

"Yakin nih?" tanya Siofra hati-hati.

"Iya gak papa," jawab  Ejak.

"Oke beb," ujar Siofra lalu beranjak menuju kursi di samping Yuki.

Sedangkan orang yang dibicarakan tadi hanya diam duduk bersandar sambil memejamkan mata.

Tringgg

Mata Genta terbuka secara perlahan lalu melihat isi pesan masuk.

Real Mak Lampir
Kmu yakin biarin Elvira?

Genta tak membalas pesan dari Safira. Dia bingung ada apa pada dirinya sekarang. Dia suka dengan Elvira lalu selanjutnya apa? Ada hal yang mengganjal dalam dirinya.

"Gen."

"Apa yang harus gue lakuin ya?" batinnya.

"Gen."

"Apa gue harus ngomong langsung aja?"

"GENTA SANDYAKALA SAMUDRA!" teriak Siofra yang langsung membuat Genta tersadar.

"Apaan sih pake menjerit segala?!" teriak Genta balik.

Sontak Siofra melotot ke pria itu. "Heh di panggilin juga gak nyaut lo!"

"Emang lo gak mau ikut, dah sampe nih."

"Ah serius?!" Genta langsung berdiri tegak melihat keluar jendela.

***

"Oke guys kuy cari kembaran kita!" seru Wanca.

"Siape kembaran kita Ca?" tanya Ipan.

"Monyettttt," jawabnya Wanca dengan suara cempreng.

"Kita jumpa di kafe ya guys," ucap Siofra.

"Yoiiii," ujar mereka serentak kecuali Genta.

Seketika semua pasangan berpencar meninggalkan Genta dan Yuki berdua.

"Eh kok malah ditinggal sih," gerutu Yuki.

Genta yang merasa dikerjain sahabat-sahabatnya itu hanya bisa pasrah saja. Ia lalu melangkah mendekati Yuki.

"Yuk jalan, nanti dikira patung lo," ucap Genta menyodorkan tangannya.

"Ish enggak tau ini juga mau jalan!" ujar Yuki sambil menerima uluran tangan Genta.

Keduanya lalu berjalan bersama mengamati berbagai satwa liar sambil bergandengan tangan namun keduanya tak saling berbicara.

Keduanya berhenti di kandang zebra. Senyum Yuki terbit perlahan ketika melihat pasangan zebra itu.

Diam-diam Genta melirik gadis disampingnya itu. "Lo emang niat buat pergi, Vi?" tanya Genta.

PODROSTKI CAFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang