Hibur ☕

93 10 1
                                    

Putar musik nya, biar suasananya bener2 kek di kafe :)


Cuaca hari ini sangat panas. Stok es batu di kafe mulai menipis membuat Wanca terpaksa mondar-mandir pergi membeli es sedangkan Zoro menggantikan tugasnya.

"Panas banget! Sekali lagi lo pada suruh gue beli es ogah gue!" celetuk Wanca sambil mengipasi wajahnya menggunakan daftar menu.

"Ini bukan panas ini hangat," ujar Zoro pura-pura puitis.

"Apa hangatnya? Panas gini!" protes Wanca emosi.

"Mungkin elo aja Ca yang gak pernah merasakan yang namanya..." Zoro berhenti sejenak karena menyeruput kopinya terlebih dahulu. "...Kehangatan," sambungnya puitis.

"BACOOOOOTTTTTT!" teriak Ipan dari dapur.

Genta tertawa melihat tingkah sahabatnya itu, ia lalu mengangkat gelas-gelas kotor dari meja yang sudah kosong.

"Gen."

Genta berbalik melihat Siofra yang duduk di samping Ejak, gadis itu memberi kode agar mendekat.

"Apa Fra?" tanya Genta, pria itu masih membawa gelas-gelas kotor tadi.

"Yuki napa ya? Melamun aja dari tadi," tanya Siofra penasaran.

"Mungkin kejadian tadi," jawab Genta agak ragu.

"Bisa jadi, mungkin karena bertengkar sama Agafia, Yuki jadi keingat kejadian dulu," timpal Ejak.

Siofra yang mendengar itu menghela napas, merasa kasihan dengan sahabatnya. Siofra kemudian menatap Genta lalu berkata, "Gen, hibur Yuki please. "

Pria itu terdiam, bingung bagaimana cara dia melakukannya, ia melirik kearah Ejak, pria es itu mengangguk sebagai kode agar Genta melakukannya.

"Iya deh, gue usahain," ucap Genta lalu berjalan menuju dapur sekalian menaruh gelas-gelas kotor itu.

Saat di dapur, ia berpapasan dengan Ipan yang ingin keluar dari dapur, pria itu menyempatkan berbisik kepada Genta, "Hibur tuh karyawan lo."

Genta bisa melihat Yuki yang termenung sambil mengelap meja dapur, pria itu menyempatkan menaruh gelas-gelas kotor itu terlebih dahulu.

"Vi istirahat sana," ucap Genta.

"Hmmm iya Gen bentar lagi kok." Gadis itu masih menyempatkan membersihkan terlebih dahulu setelahnya ia menuju ke kursi kosong dan duduk disana.

Genta yang melihat itu kemudian berjalan mendekati Siofra yang masih berduaan dengan Ejak. "Fra minta tolong buatin cokelat hangat dua ya buat gue sama Vira."

"Oke Gen."

"Makasih Fra." Genta lalu berjalan menuju meja tempat Yuki berada.

"Boleh gue duduk?" tanya Genta yang dibalas anggukan pelan oleh Yuki. Pria itu pun duduk berhadapan dengan Yuki.

"Gue masih gak nyangka kalo gue bakal sahabatan sama elo padahal dulu kita sering banget bertengkar," ucap Genta memulai percakapan.

"Lo yang sok tegas dulu dimata gue tapi sebenarnya adalah cewek yang rapuh."

"Kebrutalan elo paling hebat saat lo bertengkar abis sama Agafia juga sama Glen tapi disitu juga gue liat kerapuhan elo, Vi."

Yuki hanya terdiam sambil menunduk, berusaha menutupi kesedihannya.

"Gak ada yang salah saat kejadian itu bahkan meski Agafia nganggap elo yang salah. Masalah kek gitu udah biasa dalam pertemanan di SMA."

"Gue udah coba jadi lebih baik kok Gen, gue juga gak mau jutek lagi sama siapapun, bahkan gue berusaha nerima Glen, Ian, sama Edo, gue juga gak nganggap Agafia musuh gue," ucap Yuki lirih, terdengar suaranya mulai parau.

PODROSTKI CAFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang