Vanya Clarence Miller

1.8K 74 2
                                    

Memiliki keluarga yang utuh adalah impian ku. Tetapi, memiliki orang tua yang utuh tidak menjadi impian ku. Cukup memiliki seorang Daddy dan seorang Papah, hidup ku terasa menyenangkan.
-Vanya Clarence Miller -

Seorang gadis yang baru saja beranjak usia 17 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis yang baru saja beranjak usia 17 tahun. Hidup bersama Daddy dan papa nya yang merupakan orang tua angkat nya, yang begitu sangat menyayangi nya. Daddy Vanya ,Samuel Miller adalah kakak dari Ibu kandung Vanya. Jadi Samuel memilih mengangkat Vanya menjadi anak nya. Ia tidak mau Vanya di asuh oleh orang lain, walaupun orang tua nya sendiri.


Vanya Clarence Miller seorang gadis yang harus menghadapi pedih nya hidup ini. Selalu di hina karena tidak memiliki seorang ibu di dalam hidup nya. Selalu di hina karena mempunyai orang tua yang menyukai sesama jenis. Tetapi Vanya tidak pernah menyerah karena orang-orang terdekat nya selalu mendukung nya .

Vanya tidak mempersalahkan daddy dan papa nya. Menurut Vanya itu adalah takdir. Sama seperti dirinya yang harus kehilangan kedua orang tuanya. Vanya menganggap itu semua adalah takdir.

"Vanya turun daddy mau bicara! " ucap Samuel tegas.

Vanya yang berada di kamar terkejut. Cepat cepat ia turun kebawah menghampiri daddy nya yang terlihat marah.

"Kali ini apalagi Vanya? " tanya Samuel sembari mengangkat sebuah amplop.

Vanya tersenyum lebar.

"Kamu apain lagi anak orang sayang? " tanya Vincent, papa Vanya.

Vanya berjalan, ia duduk di samping papanya. Vincent mengusap rambut panjang Vanya dengan sayang.

"Dia luan yang mulai dad " ucap Vanya.

"Cerita" pinta Samuel.

"Dia ngehina daddy sama papa. Vanya gak Terima kalau orang tua Vanya di hina" jelas Vanya.

"Tapi enggak matahin tangan nya sayang" ucap Samuel.

"Salah sendiri kenapa nyari masalah" jawab Vanya santai.

Samuel menghela nafas panjang.

"Okey daddy maafin"

"Yeay terimakasih daddy "

Vanya berdiri dari duduk nya, menghampiri Samuel, lalu memeluk sang daddy dan tak lupa mengecup pipi sang daddy.

"Papa juga mau dong" punya Vincent.

Vanya tertawa. Ia pun menghampiri sang papa dan melakukan hal yang sama.

"Besok Papa yang akan ke sekolah kamu, untuk ngehadapin  guru kamu" ucap Vincent.

"Nanti Papa di goda lagi sama bu Sarah" kesal Vanya.

Vincent tertawa.

"Terus kamu mau daddy yang datang? " tanya Samuel.

VAARONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang