Aku pikir kamu kan tetap ada
Tetap menetap seperti halnya lautan dan ombak.
Namun, ternyata kamu tetap sama dengan yang lain.
Hanya aku, yang kembali patah karenamu.-Prita Kanahaya.
***
Prita menoleh saat ia melepas tas ranselnya dan meletakkannya ke kursi kelasnya.
Ia berdecak sinis saat melihat dion yang asik bercanda gurau bersama teman-temannya. Tidak ada raut wajah takut ataupun menyesal karena cowok itu ia campakkan.
Prita kini merasakan tenggorokkannya yang mulai kering, lalu cewek berbando kuning dengan polkadot putih itu menatap jam dinding di kelasnya, terlihat pukul 6.30 pagi. Artinya ia masih bisa membeli minum di kantin saat ini.
Cewek itu memutuskan keluar dari kelasnya yang mulai ramai. Namun cewek itu terkaget saat berada di pintu kelas, karena clara langsung berada dihadapannya.
Prita hanya terdiam beberapa detik, lalu dengan santainya ia menabrak sebelah bahu clara. Ia tersenyum kemenangan sambil menoleh kebelakang untuk kembali melihat sahabat, ralat, mantan sahabatnya itu.
Namun, ia senyumanya tak berlangsung lama saat ia dapat menangkap wajah clara meski sedikit karena cewek itu menjauh.
"dia ngga lagi senyum kan?" gumam prita sendiri.
Ia yakin, clara tersenyum di belakangnya, bukan senyum yang menyenangkan tentunya.
***
Prita memutar pandangannya ke arah penjuru kantin. Lalu dirinya menghela napas lelah, ia lupa membawa uang saku hari ini. Bisa saja sih, ia meminjam uang dari nina ataupun rafan, tapi entah dimana keberadaan mereka karena biasanya dua sejoli itu selalu datang ke kelasnya, namun kali ini tidak.
Tamat riwayat sudah untuk perutnya kini. Namun matanya langsung berbinar saat terlihat sosok cowok yang sedang santainya makan sendirian.
"hai cong!" sapa prita leon yang kini duduk di hadapannya.
Leon mendongak sebentar untuk menatap prita, namun dengan acuh cowok itu kembali ke makanannya.
Prita berdecih, lalu ia matanya membulat saat melihat sebotol air minum yang tersisa setengah.
Dengan cepat cewek itu mengambil air minum botol itu yang berada di samping leon.
Saat beberapa tenggak, leon dengan cepat menahan lengan prita yang membuat cewek itu berhenti meminumnya.
"ngapain lo minum si dodol!" kesal leon.
Prita dengan kesal meletakkan botol minum itu dengan kasar ke atas meja.
"itu air minum lo kan?!"
"bukan"
"HAH?! JADI ITU BUKAN AIR MINUM LO?!" pekik prita dengan repleks berdiri.
Ia kini meringis saat ada beberapa orang yang menatap dirinya.
Lain dengan dirinya, leon hanya memutar bola matanya malas, cowok itu kembali memakan nasi gorengnya dengan sangat lamban.
Melihat itu prita menatap kesal cowok dihadapannya itu. Namun, ide cemerlang terlintas di otak cantiknya ini.
"yon, sekarang jam berapa?"
Leon dengan malas menatap jam tangan hitam di pergelangan tangan kirinya.
"jam 6 lew—" ucapan cowok itu berhenti dan menatap jam ditangannya dengan tidak percaya, tinggal 5 menit lagi bel akan berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Altair
Teen FictionChapter I : Saat Kita Bertemu Prita Kanahaya, cewek matre yang berusaha pura-pura kaya untuk mendapat kepopuleran di sekolah. Dengan bermodalkan Kecantikan dan Kepintarannya, ia dengan mudah bergabung dengan circle paling dikagumi di sekolah. Bagi...