Ternyata, bukan hanya tentang aku dan kamu
Bukan juga bagaimana awal kita bertemu
Namun, tentang bagaimana akhir diriku yang tetap bersamamu.-Prita Kahanaya
***
Hari berikutnya, pertandingan basket dilanjutkan oleh tim SMA Bina Bangsa dan SMA Bima Sakti yang berasal dari Bandung.
Prita menatap Leon yang bermain dari arah tribun. Cewek itu tersenyum cerah sambil memegangi perutnya.
Rasa sakit yang disebabkan Diky baru terasa sekarang, padahal Leon sudah melarangnya untuk masuk, tapi apalah daya Prita yang keras kepala. Kapan lagi kan, melihat seorang Leon bermain basket?
Prita itu sesekali cemberut saat beberapa mendengar beberapa siswi yang memanggil nama pacarnya. Susah banget sih punya pacar ganteng!
Pertandingan selesai, skor yang diterima adalah seri. Prita menghela nafasnya, berusaha menerima hasil akhir pertandingan basket tersebut.
Lalu matanya menyipit saat melihat beberapa cewek dengan riangnya menuruni tribun untuk memberikan air mineral pada para pemain basket. Lalu Prita cemberut kesal melihatnya, namun ia tidak melihat Leon.
"Disana nggak ada yang ganteng, kenapa Lo harus liatin kek gitu?"
Prita menoleh dengan kaget, cewek itu mendongak lalu menyipit karena panas matahari menusuk matanya, sontak cowok itu peka dan menghalangi sinar matahari itu dengan tubuhnya.
Akhirnya Prita bisa melihat dengan benar,
"Leon?!" Kagetnya.
Namun Leon kini berkacak pinggang,
"Cewek lain mau ngasih air mineral ke gue, kenapa Lo nggak?"
Prita yang masih memegangi perutnya dengan sebelah tangan kirinya itu hanya mengangkat bahunya.
"Maaf gue lupa, gue cuman bawa ini. Lagian kenapa Lo nggak ambil pemberian dari cewek-cewek tadi?!" Kata Prita malah emosi.
Ucapan cewek itu hanya dibalas cengengesan oleh Leon, lalu matanya melirik botol minum yang berwarna kuning milik Prita yang sudah tersisa setengah.
"Kalo Lo mau" lanjut Prita.
Leon menghela napasnya, lalu duduk di samping Prita. Cowok itu membuka botol minum Prita,
"Perut Lo masih sakit, mau ke rumah sakit habis ini?" Tanya Leon yang melirik tangan kiri Prita memegangi perut cewek itu.
Sontak, Prita melepaskan tangannya dan memasang wajah santai.
"Nggak kok, udah mendingan, bentar lagi hilang"
Leon tidak menjawab, cowok itu dengan fokus meminum airnya.
"LOH TIREX, KOK LO MINUM SIH?!" Panik Prita.
Untungnya Leon hanya sedikit tersedak, cowok itu mengusap dagunya yang basah karena air dari botol minumnya.
"Lo nggak racunin kan?"
"Nggak, maksud gue kenapa Lo nggak tenggak, tapi langsung minum dari botol minumnya?! Itu kan bekas gue!"
Tapi Leon malah memutar bola matanya malas,
"Terus?"
"Ya—ya jadi kan kita seperti ci—ciuman secara nggak langsung" kata Prita terbata-bata.
Cewek itu menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah, namun Leon malah menoyor dahi Prita pelan dengan jari telunjuknya.
"Ciuman itu di bibir bodoh, bukan di botol!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Altair
Teen FictionChapter I : Saat Kita Bertemu Prita Kanahaya, cewek matre yang berusaha pura-pura kaya untuk mendapat kepopuleran di sekolah. Dengan bermodalkan Kecantikan dan Kepintarannya, ia dengan mudah bergabung dengan circle paling dikagumi di sekolah. Bagi...