21. Bangkit

42 31 0
                                    

Perkataan mereka bukanlah penyebab dirimu harus berhenti melangkah kedepan.
Namun tentang bagaimana dirimu bertindak untuk melawan.

-Leon Altair-

***

"leon!"

"yon! Tungguin gue!"

"leon!"

Prita memanggil leon dari arah koridor, namun cowok itu entah pura-pura tidak mendengarnya atau memang asli tidak mendengar panggilannya.

Dengan berlari sekuat tenaga, prita menggapai lengan leon yang membuat cowok itu terkejut.

Prita menatap leon dan kemudian menghela nafas lega saat melihat earphone putih bluetooth tanpa kabel di kedua telinga cowok itu. Menandakan leon memang tidak pura-pura mendengarnya.

"apa?" tanya leon datar menatap prita.

"nanti pulang sekolah lo ada waktu? Gue pengen bicarain sesuatu"

"kenapa ngga sekarang aja lo ngomong?"

Prita meringis, lalu menggeleng pelan.

"ngga bisa leon. Gue mohon pliss"

Ucap prita seraya memegang kedua tangan leon untuk meyakinkan cowok itu.

Bisikan mulai terdengar di sekitarnya. Suara seperti membicarakan mereka berdua. Dengan cepat prita melepaskan tangannya dari leon. Dirinya menunduk takut.

"lo mau tau gimana caranya biar bisa ngalahin monster-monster itu?"

Prita mendongak, kaget dengan apa yang dikatakan leon. Prita mengerjap pelan, berusaha memahami yang leon ucapkan. Hal itu membuat leon tersenyum tipis.

Cowok itu mendekatkan dirinya ke arah prita. Mengarahkan wajahnya ke  telinga prita, kemudian berbisik pelan.

"jadi iblis buat mereka ta" bisik leon.

***

Hubungan prita, nina dan rafan mulai membaik. Meskipun tanpa clara dan dion lagi, mereka tetap makin dekat dan saling membutuhkan satu sama lain.

"ta lo mau duduk dimana?" tanya nina sambil mengalungkan tangannya ke lengan prita yang disusul rafan di belakangnya.

"terserah aja nin"

"yaudah kita cari tempat kosong aja yuk?"

Prita mengangguk menyetujuinya, namun baru beberapa langkah, prita menahan nina untuk melanjutkan jalannya.

Gadis berponi tanpa bando lagi itu pun terdiam,

"kenapa ta?" tanya rafan dari belakang.

Prita terlihat berpikir, melihat meja di depannya yang berisikan clara, freya dan teman-teman barunya.

Matanya mengarah ke bawah, dimana kaki freya diluruskan ke depan. Terlihat seperti jebakan untuknya, namun tidak terlihat karena gadis itu pura-pura asyik bercanda.

Prita kembali mengingat ucapan leon,

"jadi iblis buat mereka"

Prita kini tersenyum miring, lalu menatap nina.

"kalian jangan jalan dulu, biar gue duluan"

"lah emang kenapa?" tanya nina.

Tanpa menjawab prita langsung pergi begitu saja ke depan meja clara dan freya.

Dengan cepat gadis berponi itu menendang sebelah kaki freya yang sudah terlihat menghadangnya agar dirinya tersandung.

Freya memekik kesakitan karena satu tendangannya.

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang