45. Sampah

33 8 0
                                        

Happy Reading!!^^

***

Prita mencuci tangannya, setelah mengganti bajunya dengan kaos berwarna merah maroon dengan jeans berwarna abu, ia kemudian menggendong tas ransel hitamnya.

Namun saat ia keluar dari toilet,

Brukk...

Mata Prita mengerjap kaget, tubuh gadis itu terdorong ke belakang karena bertabrakan dengan seorang cowok.

Lalu, mata coklat itu menatap wajah cowok berseragam basket. Lalu menatap teman-teman cowok itu yang tadinya tertawa kini meliriknya.

Prita berdehem pelan, ia malas mencari masalah untuk kali ini.

"Sorry" ucapnya singkat.

Namun, saat Prita melangkah, tangan cowok itu menghadangnya.

"Lo anak Bins?" Tanya cowok itu.

"Urusannya sama Lo apa?" Tanya Prita balik.

Cowok yang berada di belakangnya terkikik pelan karena mendengar balasan Prita. Sontak, cowok yang berada di hadapan Prita itu menatap Prita tajam.

"Gue nanya baik-baik ya..." Kata cowok itu tajam.

"Gue tadi bahkan minta maaf baik-baik" balas Prita tidak mau kalah.

"Jawabnya pinter banget sih" kata temannya yang di samping cowok itu.

Geram dibuatnya, cowok yang memiliki handband berwarna merah itu mendekatkan diri ke arah Prita yang membuat cewek itu sontak mundur beberapa langkah.

"Lo berani sama gue?" Tatap cowok itu tajam.

"Memangnya kenapa gue harus takut sama Lo?"

"Lo nggak tau siapa gue?"

"Hm, cowok pengecut yang bisanya main curang. Tapi tetap aja kalah, Lo sama tim Lo nggak malu kah? Kenapa nggak langsung pulang aja setelah pertandingan?"

Sontak kalimat pedas Prita membuat cowok itu naik pitam.

Diky menoleh ke arah kanan dan kiri, depan toilet ini sepi, hanya tersusun kursi-kursi yang sudah tidak terpakai, lalu ia memberi kode ke arah teman-temannya.

Prita menatap curiga dua temannya yang berjalan ke belakangnya. Namun ia kalah cepat, mereka dengan waktu singkat memegang kedua tangannya agar dia tidak bisa berbuat apa-apa. Diky kini menarik baju bagian leher prita.

"Gimana? Takut Lo sekarang?"

Prita ingin mencari mati rupanya, cewek itu malah tertawa kecil.

"Selain curang selama pertandingan, Lo juga pengecut, beraninya ngelawan cewek"

Diky dengan refleks mengangkat tangannya hendak menampar Prita.
Namun, tangannya dicegah oleh seorang cowok yang tiba-tiba datang.

"Jangan cari masalah kalian disini!"

"Dion" gumam Prita.

Dengan langkah sedikit pincang, ia mendekati Prita.

"Ta! Lo nggak papa kan? Nggak ada yang luka kan?!" Tanyanya.

Prita berdecak pelan,

"Lo ngapain disini?!" Bisik Prita.

"Ya, nolongin Lo lah!"

"Bodoh! Kenapa Lo Dateng sendirian!" Pekik Prita.

Bugh...

"Arghh" Dion memegangi kakinya yang di tendang Diky.

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang