37. Luka

55 34 3
                                    

Lupakan tentang kemarin,
Jalani yang sekarang,
Beri harapan untuk hari esok.
Mengiklaskan semuanya,
Hingga tidak ada lagi yang harus direlakan.

-Prita Kanahaya-

***

Prita memejamkan matanya, menunggu leon merapihkan rambutnya.

Cowok itu memangkas rambutnya dengan rapih. Membereskan kekacauan yang dibuatnya.

Ia membuka matanya saat leon berdiri.

Mendongak dari duduknya, membuat cowok itu jauh terlihat lebih tinggi.

Tatapannya tidak lepas dari cowok itu yang membuka tas ransel hitam yang besarnya. Mengeluarkan pouch hitam, lalu mengeluarkan salep luka dan berjongkok di hadapan prita.

Gadis dengan mata sendu itu menatap leon yang memeras handuk kecil yang basah terserap air.

Lalu mengarahkannya ke leher prita yang masih dipenuhi potongan rambut, guna membersihkan rambut gadis itu yang menempel dengan luka bekas potongan gunting yang banyak dan beberapa ada yang mengeluarkan darah.

Cewek itu meringis, namun ia langsung menutup rapat bibirnya saat leon menatapnya begitu tajam.

"maaf..." lirih prita.

"buat apa lo minta maaf ke gue?" tanya leon sambil mengusap salep ke leher cewek itu.

"karena gue udah banyak ngerepotin dan nyusahin lo"

"hm, lo emang udah banyak nyusahin gue" jawab leon dengan cepat.

"maaf" ucap prita makin merasa bersalah.

Leon menghela nafas pelan, menatap prita yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"kalo lo merasa udah nyusahin gue, lo harus balas budi ke gue ta"

"gue ngga punya uang leon"

Leon gemas, cowok itu mengacak rambut prita yang kini hanya sebatas dagu. Membuat prita terlihat tomboy dan manis menurut leon,

"ngga harus pake uang ta"

"terus pake apa?"

Leon mengenggam tangan prita, tangan kecil yang begitu kurus. Ada rasa sedikit kasar dan bercak tanah disana. Sudut bibir cowok berkedut,

"cukup lo bahagia, itu udah lebih dari cukup buat gue"

Ucapan leon membuat prita menunduk, tidak sanggup menatap cowok itu.

Tak lama kemudian, isakan cewek itu terdengar. Membuat leon terkekeh, mengusap rambut pendek prita.

"gue ngga minta lo nangis"

"lo yang ajarin gue nangis!" kesal prita tanpa menatap leon.

Leon makin tertawa, menarik pundak prita untuk membawa cewek itu kepelukannya.

"gue pulang dulu, udah malem"

"hm" jawab prita yang masih dalam tangisnya, leon menepuk pelan pundak cewek itu.

"habis ini lo tidur, jangan nangis lagi"

"hm"

"besok sekolah, gue jemput"

"hm"

Jawab prita yang masih berada di pelukan leon.

"dan jangan lupa mandi ta, lo bau"

"dasar setan" gumam prita.

***

Leon menatap jam tangannya, pukul 1 dini hari ia sampai di perkarangan rumah.

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang