Terlalu lama sendiri,
Membuat aku terbiasa tanpa orang lain.
Aku terlalu mencintai kesendirian ini,
Hingga aku menyadari,
Bahwa aku butuh orang lain,
Untuk sekedar ingin diketahui,
Bahwa aku, masih hidup di bumi ini.-Prita Kahanaya-
***
Leon sedari tadi tak berkedip menatap prita. Pasalnya, sedari tadi cewek itu mengunyah makanan yang entah sudah keberapa.
Lalu, cowok itu bergidik ngeri, sedikit menjauh dari prita.
"ta, perut lo ngga akan meledak kan"
Prita yang tengah mengunyah rujak cireng yang terlihat masih hangat itupun berhenti. Menoleh ke arah leon, Lalu menepuk dadanya bangga dan meyakinkan,
"tenang aja yon, perut gue sedang ingin bersenang-senang. Hari ini gue ngga akan ngitungin kalori yang udah gue konsumsi" jelas prita.
Leon hanya geleng-geleng mendengarnya.
"tapi lo bisa sakit perut nanti"
Prita mengangkat bahunya,
"this is a party leon! Kita jadi nambah sehari lagi di bandung kan? lo ngga mengapresiasi gue yang udah berusaha keras buat masuk ke babak final? Ngelawan si SMA bintang di langit?"
"namanya starlight ta, lagi pula baru babak final, belum ketahuan siapa yang menang kan? Jadi buang pikiran sombong lo itu"
Prita mendengus, lalu kembali menghadap ke danau sambil memakan cirengnya, sesekali ia meniupnya karena masih hangat.
"seenggaknya lo harus puji gue yang udah bekerja keras ini, nilai ulangan harian fisika gue dulu deket KKM, inget!" dumel prita.
Leon menghela nafas, lalu menepuk beberapa kali kepala prita yang masih ditutupi kupluk navy tersebut.
"iya, lo udah berusaha keras beberapa minggu ini, lo pantes dapet pujian dari gue ta"
Prita mendengus, kenapa harus ada kalimat lo pantes dapet pujian dari gue ta?!
Melihat wajah masam prita membuat ide di kepala leon, dengan jahil ia mengacak kupluk navy prita hingga berantakan.
"ih! Tirex! Rambut gue jadi ikut berantakan kan!"
Leon kemudian tertawa ringan, membuet Prita mendengus kesal karena sebelum memegang rambutnya ia teringat kedua tangannya yang masih berminyak karena cireng yang tadi dimakannya.
Hal itu membuat tawa leon berhenti, memperbaiki masalah karena ulahnya dan mendekat ke arah prita.
Prita langsung menahan napasnya gugup, saat leon berada di hadapannya, maskulin cowok itupun tercium di hidungnya.
Lalu dengan sedikit tegang, prita sedikit mendongak ke arah leon yang kini membuka kupluknya, merapihkan rambutnya dengan telaten. Hal itu membuat jantung prita sakit,
Penyakit jantung tiba-tiba gue kumat lagi kah?
Prita meremas bungkusan kertas cireng di genggamannya berusaha membuat suara demi meredamkan suara jantungnya yang begitu kencang.
Tepat saat leon kembali menutup kupluk prita, cewek itu dengan cepat
menjauh dari leon dan memalingkan wajahnya, menghadap ke danau.Leon ikut menatap ke arah danau, berdiri di samping prita sambil memasukkan kedua telapak tangannya ke saku jaket baseball nya yang berwarna navy.
"lo ngga inget kejadian semalam kan?" tanya prita dengan suara kecil.
"emang ada apa semalem?" tanya leon balik.
Prita seketika menundukkan kepalanya sambil cemberut.
"gue, gue kagum sama lo ta" ucap leon tiba-tiba.
"lo mau ngacak-ngacak rambut gue lagi?"
Leon terkekeh pelan, lalu ia menoleh ke arah prita.
"lo, lebih kuat daripada yang gue bayangkan"
Prita kini menoleh ke arah leon, menatap cowok itu dengan tatapan bertanya.
"setelah kejadian tentang ibu lo, ayah lo dan bahkan lo sendiri. Lo ngga pernah menyerah sama keadaan"
"bukannya gue sering ngeluh dan sesekali nangis sama lo yon?" lirih prita.
Leon kini menggeleng,
"setelah itu? Lo tetep terima kan? Lo bisa lanjutin hidup lo kan?"
Prita tersenyum kecil, kembali mengahadapkan wajahnya ke danau.
"lo mau gue inget kenangan pedih itu lagi? Dan bikin gue terpuruk lagi?"
Leon kembali menggeleng,
"gue pernah ngerasa jatuh ta, menghadapi masalah yang besar dan ngerasa gue adalah orang yang paling terpuruk disini. Tapi setelah gue pikir lagi, berarti gue belum cukup dewasa bukan?"
Leon memandang lurus danau yang mulai menggelap, menandakan malam akan segera tiba dan waktunya langit menutup sore yang cerah.
"gue bilang ini bukan mau ngungkit masa lalu ta" gantung leon
Lalu sudut bibir cowok itu berkedut menandakan senyuman kecil.
"tapi gue, mau lo bertahan seperti ini dan seterusnya. Lo boleh marah ataupun nangis sama keadaan yang lo hadapi, tapi setelah itu lo harus bangkit dan terus jalanin hidup"
"karena hidup lo berharga ta" lanjut cowok itu.
Leon kini menoleh ke arah prita, terkejut karena cewek itu yang kini menatapnya, sudah berlinang air mata, tidak ada isakan dari bibir prita.
Leon seketika bingung, menatap orang-orang yang melihat mereka berdua.
"ta, lo jangan nangis dong! Orang-orang pada ngeliatin kita ta, mereka kira gue habis ngapa-ngapain lo"
"lo yang bikin gue nangis!"
Melihat leon yang kebingungan dan malu, muncul ide di kepala prita. Ia mulai mengeluarkan isak tangisnya secara pura-pura.
Seketika leon makin kebingungan, secara refleks ia menutup mulut prita dengan telapak tangannya.
"ta, gue bilang jangan nangis lagi!"
Namun prita tetap menangis tersedu-sedu. Dengan cara lain, leon menepuk pundak cewek itu perlahan.
"gue bilang udah ta" kata leon kini dengan nada tajam.
"harusnya gini leon" ucap prita lalu dengan cepat memeluk leon.
Leon yang kini tau niat prita,
"oh, lo lagi nipu gue ya?"
Prita dengan cepat melepaskan pelukannya dari cowok itu dan mengelap kedua matanya menggunakan lengan baju.
"yang awal beneran kok nangisnya" sanggah prita
"terserah lo aja ta" jawab leon malas.
"leon..."
"apa?!" jawab leon galak
"lo mau jadi pacar gue ngga?"
Prita ini, selalu membuat leon darah tinggi. Setelah pura-pura menangis di depan banyak orang, tidak ada panas tidak ada hujan cewek itu langsung menembak dirinya agar jadi pacarnya.
"leon?"
Leon kini berdehem, lalu berbalik berjalan meninggalkan prita.
"loh leon? Kenapa ngga dijawab pernyataan gue?!"
Prita mengejar leon yang sudah berjalan dengan cepat.
"leon!! Mau ngga?!"
Leon tetap tidak menjawab, cowok itu bahkan berlari sehingga prita juga ikut berlari.
"LEON TIREX!!"
***
SEE YOU^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Altair
Fiksyen RemajaChapter I : Saat Kita Bertemu Prita Kanahaya, cewek matre yang berusaha pura-pura kaya untuk mendapat kepopuleran di sekolah. Dengan bermodalkan Kecantikan dan Kepintarannya, ia dengan mudah bergabung dengan circle paling dikagumi di sekolah. Bagi...