23. Tanya Hati

47 31 0
                                    

Kau seperti layangan yang menarik ulur.
Aku ingin memutuskannya,
Tapi aku akan kehilanganmu selamanya.

-Prita Kanahaya-

***

Prita kini tersenyum ke arah cermin yang ada di kamar mandi.

Tersenyum senang sesekali terkekeh. Untunglah toilet sedang sepi karena jam pelajaran terakhir akan segera selesai yang kebetulan sedang free class di kelasnya.

Jika tidak, mungkin para siswi akan mengoceh bahwa dirinya sudah gila.

Dengan mata yang masih sembab akibat menangis kemarin.

Prita menangkup kedua pipinya.

"akhirnya gue bisa nangis!!" pekiknya senang.

"akhirnya gue bisa jadi cewek sungguhan!!"

"yang mewek! yang lemah, yang alay azekk" ucap prita seru sendiri.

Dering bel pulang berbunyi, dengan semangat prita bergegas ke arah kelas untuk mengambil tas.

Cewek itupun langsung berlari ke arah parkiran untuk melihat leon.

Mata prita tertuju ke arah cowok tinggi beransel hitam yang kini mendekati motornya.

Prita mendekat ke arah leon dan memberi sapaan ke cowok itu.

Dia mengangkat dan melambaikan tangannya, baru saja ia ingin mengatakan 'hai' kepada cowok itu namun tidak jadi, padahal mulutnya sudah terbuka dan tinggal mengangkat suara.

Namun matanya mengarah pada leon saat sedang berbicara ke arah cewek lain.

Prita langsung mengalihkan pandangan, berusaha untuk tidak terlihat bahwa ia sedang malu sekali.

Mengelus rambut guna mengurangi kegugupan.

Sesekali prita melirik ke arah leon yang sedang memundurkan motornya untuk di keluarkan dari barisan motor. Juga ke arah cewek yang tadi bicara leon sedang tertawa senang.

"baru kusadari, cintaku bertepuk sebelah tangan..."

Prita mendengus saat ada beberapa kakak kelas cowoknya bernyanyi bersama sambil mendekat ke arah parkiran dan mengambil motornya masing-masing.

"jadi dia mau nganterin cewek lain?!" batin prita.

"terus gue dia anggep apa selama ini?! Gorengan?!" lanjutnya.

Prita mulai mengoceh dalam hati dengan muka cemberut. Perlahan ia memundurkan langkah dan berbalik.

"woy!"

Panggilan itu membuat prita berjengkit kaget dan membalik. Matanya kian melebar saat leon menatapnya.

"liatin apa lo?" tanyanya.

Prita sontak menggeleng cepat,

"kenapa pergi?" tanya leon lagi.

"lah lo kan mau nganterin cewek tadi..." ucap prita sambil menunjuk ke arah belakang leon.

Namun nihil, tidak ada lagi gadis tadi.

"mana cewek?"

Prita mendekat, dan memiringkan tubuhnya untuk melihat ke belakang leon.

"tadi ada cewek yang ngobrol sama lo"

"terus?"

"lo mau anterin dia kan?"

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang