Terlalu percaya,
Selalu mengharap,
Mengira kau berbeda,
Namun ternyata, dirimu sama dengan yang lain,
Karena aku, memang tak sepenting itu bagimu.-Prita Kanahaya-
***
"selamat pagi semua, di pagi yang cerah ini, ada beberapa hal yang akan saya sampaikan. Anak-anakku yang bapak sayangi dan bapak banggakan,..." ucap sang kepala sekolah.
Prita menghela nafas pelan, mereka kini sedang melakukan upacara yang diadakan setiap hari senin.
Bukannya apa-apa, tapi prita adalah tipikal orang yang mudah berkeringat. Ditambah lagi lukanya yang kini menyentuh keringat, sesekali ia meringis perih.
"mau ke UKS?"
Prita menoleh ke samping, ternyata ada dion yang sedang menatapnya. Tumben sekali cowok ini, namun prita hanya menggeleng pelan.
"baiklah, sekian pidato saya hari ini..."
Prita menghela nafas lega saat kepala sekolah itu mengucapkan kalimatnya.
"dan saya juga mengucapkan selamat kepada dua murid yang telah memenangkan olimpiade fisika kemarin"
Prita berdecak, kenapa harus sekarang sih?! Dirinya sudah keringetan!
Prita memutar pandangannya ke arah barisan kelas leon, saat menemukan cowok itu, prita memanggil pelan.
"leon"
Untunglah leon langsung menoleh ke arah prita, menatap bingung cewek itu yang kini memberi isyarat padanya.
"sesuai rencana, lo yang maju ke depan!" ucap prita tanpa mengeluarkan suara.
Sebenarnya leon sudah tau apa yang prita ucapkan hanya lewat gerakan mulut cewek itu. Namun, senyum jahil kini terlihat dari bibirnya.
Prita melotot melihat itu, ia merasakan perasaan yang tidak enak.
"untuk menerima piala dan hadiah, diharapkan untuk murid yang bernama Leon Altair dan Prita Kanahaya untuk maju ke depan"
Prita kini melototkan matanya sambil menggeleng ke arah leon. Namun, cowok yang kini berubah menjadi tengil itupun malah mendekat ke arahnya, membuat mereka menjadi pusat perhatian,
"ayo, nama lo dipanggil tuh"
Prita pura-pura tersenyum manis, menoleh ke arah sekitar dan kembali menatap leon yang kini berada di hadapannya.
"kan gue bilang sesuai rencana tirex" ucap prita pelan agar hanya leon yang mendengar.
Namun leon malah tersenyum, meraih tangan prita dan menarik cewek itu dengan paksa.
"hm, ini juga rencana gue ta"
Setelahnya leon menarik prita untuk ke depan. Pertama, prita dengan sekuat tenaga menarik kembali dirinya agar kembali ke posisi barisan, tapi ia bisa apa karena tenaga cowok jangkung ini jauh lebih besar dari dirinya.
Semua itu, dion hanya melihatnya, entah mengapa tapi kini tangannya terkepal begitu erat melihat prita yang ditarik oleh cowok yang pernah berpapasan sesekali dengannya.
"wahh ganteng banget!" ucap adik kelas yang melihat leon.
"gue jadi iri deh"
"eh itu yang mantan temennya clara kan? Yang penipu itu"
"eh iya juga, gue baru inget. Dia juga mantannya dion, jago juga nemu yang lebih ganteng"
Prita menunduk mendengar semua ucapan itu, bersembunyi dibelakang leon agar tak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Altair
Teen FictionChapter I : Saat Kita Bertemu Prita Kanahaya, cewek matre yang berusaha pura-pura kaya untuk mendapat kepopuleran di sekolah. Dengan bermodalkan Kecantikan dan Kepintarannya, ia dengan mudah bergabung dengan circle paling dikagumi di sekolah. Bagi...