28. Menghindar

48 30 0
                                    

Kamu tau apa yang melebihi rasa sakit?
Saat aku yang sudah bisa menggapai genggamanmu.
Namun, kamu malah melepasnya dan menghindar.

-Prita Kanahaya-

***

"kenapa sih lo ngga lawan aja?!"

Leon tidak menjawab, sesekali ia memejamkan matanya saat menahan sakit karena bongkahan batu es yang digenggam prita ditekan oleh cewek itu.

"leon, lo bisu ya?!"

"berisik" kesal leon.

Azka dan aldo cengengesan melihat tingkah mereka berdua.

Aldo menyenggol lengan azka tanpa melepaskan snack yang dipegangnya.

"gue bilang juga apa ka, si cowok judes itu ngga akan pernah ngomong lembut sama cewek cantik sekalipun!" lanjut cowok itu.

Azka mengangguk pelan setuju,

"ngga heran gue, pantes aja ngga pernah dapet pacar! Orang ada yang deketin dikit aja udah di damprat sama dia" bisiknya.

Leon melirik sinis ke arah dua temannya.

"kalian berdua kalo ngga ada kepentingan mending cabut aja sana! Nggak guna tau daritadi!" ketus cowok itu.

Namun, seakan angin lalu teman sekelas leon itu malah cekikikan dan menatap ke arah cowok yang sekarang sebelah pipinya membiru itu dengan tatapan meledek.

"leon lo belum jawab pertanyaan gue!"

Leon kini berdecak,

"apaan lagi sih ta!"

Prita menaruh asal buntalan plastik yang kini didalamnya hanya air karena es batunya telah mencair ke kursi taman.

Cewek dengan rambut sebahu dan lengan seragam yang menggulung ke atas itu berkacak pinggang.

"kenapa lo ngga lawan si dion jamet tadi?! Lo berani lawan dua belas preman tapi lawan cowok segede kacang aja ngga bisa?!"

"HAH DUA BELAS?!" heboh aldo.

Azka dan aldo saling menatap, lalu menelan ludah. Mereka tidak tau bahwa temannya yang selalu membawa buku astronomi itu ternyata pandai berkelahi, kalo tau begitu, ngga perlu mereka ngajak ribut!

Azka mengkode aldo lewat tatapan mata.

Lalu cowok itu menyengir ke arah prita.

"ta, babang azka balik dulu ya?"

Dengan cepat aldo berdiri dan ikut menimpali.

"gue juga balik ta"

"kenapa kalian tiba-tiba pengen balik? Kan belum selesai obatin leonnya" ucap prita.

Azka memutar pikirannya untuk mencari alasan, lalu matanya bertemu mata leon yang kini menatapnya dengan senyum menakutkan. Cowok itu kembali menelan ludah.

"bim-bimbel! Nah iya bimbel! Gue harus bimbel sekarang, takutnya dimarahin bokap!"

"sejak kapan lo nurut sama bokap ka?" tanya leon.

"gu-gue cabut ya, bye!" ucap azka dengan terbata-bata dan langsung berlari dengan cepat.

"gue juga balik dulu ya, gue titip leon ya ta!" ucap aldo yang menyusul azka.

Prita yang melihatnya hanya geleng-geleng, lalu menatap leon yang terkekeh karena kelakuan temannya tadi. Namun wajah itu terdiam saat menatap prita.

Mereka kini hanya terdiam, prita yang sedari tadi berdiri, kini menduduki dirinya di samping leon.

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang