4. Gudang

66 39 2
                                    

Sesungguhnya Mulut ini terlalu kaku untuk hanya sekedar bertanya, "apakah kamu baik-baik saja?"

-Leon Altair-

***

"ta, ayolah ta, sekali ini aja ya?" ucap clara sambil nada memohon.

"nggak!" jawab prita dengan nada ketus.

"sekali ini aja ta! Jam setengah 11 gue anter balik" tambah dion.

"gue bilang ngga ya ngga!" ucap prita final.

"ah lo mah ngga seru!" kesal nina.

Prita kini bersidekap dada dan menatap satu persatu para sahabatnya ini.

"lagian gue bingung, apa sih untungnya ke club? Dapet duit ngga, kenyang juga ngga, cuman dosa yang melimpah ruah kaya hartanya siska coll!"

"seru tau ngga ta, kita bisa happy-happy di sana!"

"ogah! Udah ah mending gue ke perpustakaan. Inget! Ulangan semester tinggal seminggu lagi!"

"santai ta, malem sebelum ulangannya kita belajar kok, yang penting lo ikut ya nanti?" tanya nina dengan antusias.

Prita kini berdiri dari bangkunya, sekarang cewek berambut pendek itu berkacak pinggang.

"nggak! Kalian pikir kejar materi kebut semalem itu bakal masuk ke otak? Kalo rafan si santai aja karena dia udah pinter! Lah kalian?"

Rafan yang mengetahui dirinya dibicarakan kini menoleh dari ponselnya ke arah prita.

"jangan salahin kepinteran gue ta" ucap rafan polos.

Yang membuat semua tatapan tajam mengarah ke arah cowok berambut coklat itu.

***

Prita menghela napas saat melihat objek buku yang akan di pelajarinya terletak di tingkat rak paling atas.

Ia kini menoleh ke seluruh penjuru perpustakaan, namun tak ada seorang pun yang dapat dilihatnya.

Namun, matanya berbinar saat melihat cowok jangkung yang kini berjalan masuk ke perpustakaan sambil membawa tas dan buku astronominya.

Dengan semangat, ia menghampiri cowok itu.

"yon!!"

Namun pemuda itu tak mengubris, ia tetap melanjutkan langkahnya untuk mencari meja yang akan ia tempati.

"leon!!" panggil prita sambil menarik seragam cowok itu.

Setelahnya leon langsung menghempaskan tangan prita dari lengan seragamnya.

"jangan pegang-pegang!" ucap cowok itu ketus.

Mendengar itu prita mengerucutkan bibirnya.

"lagian lo udah beberapa kali gue panggil, ngga denger juga"

"apaan?" tanya leon to the point.

Kini, cewek berambut pendek bewarna coklat itu menarik senyum di bibirnya.

"ambilin buku di sana" ucap prita sambil menunjukan arah kepada cowok itu.

Leon kini menurutinya, demi menjauh dari malapetaka yang dibuat cewek itu, ia kini menuruti permintaan prita.

"oke thanks, bye!!" ucap prita tanpa sopan santunnya setelah mendapatkan buku itu dan pergi meninggalkan leon.

Lain dengan prita, leon malah bergidik ngeri melihat tingkah cewek itu.

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang