49. Amarah Leon

28 9 0
                                        

Jika kamu memiliki seribu alasan untuk meninggalkanku,
Akan kuberikan setidaknya satu alasan untuk mempertahankan dirimu,
Percayalah,
Karena kamu sepenting itu bagiku.

-Leon Altair-

***

"pertunjukkannya udah selesai, waktunya kalian membayar tiket"

Nafas mereka tercekat, menatap Leon yang tengah tersenyum ke arah mereka semua. Cowok itu tidak menunjukkan kemarahannya, tapi dari senyumnya Leon begitu menakutkan sekarang.

Saat mereka akan pergi, Dion menutup kembali pintu gudang.

Clara menatap Leon yang kini menatapnya dengan tajam.

"gu—gue mau mati" gumam prita.

Nina mendekati Prita, menyentuh bahu gadis yang masih memeluk dirinya sendiri dan menutupi kedua telinganya erat.

"ta, are you okay?" tanya Nina pelan.

"jangan sentuh gue! Gue itu sampah! Bau! Lo harus jijik sama gue!" prita mendorong Nina hingga cewek itu terjatuh kebelakang. Lalu kembali menutup telinganya.

Dion membantu Nina kembali duduk, lalu Nina mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja.

Leon akhirnya mendekat ke arah Prita, berjongkok menghadap cewek itu.

"gue mau mati aja!" ucap Prita masih bergumam.

"ta" panggil Leon,

"gu—gue nggak pantas hidup!"

Leon menghela napas, entah apa yang sudah Clara dan yang lainnya perbuat kepada Pacarnya.

"ta, gue ada disini, lo nggak usah takut lagi"

"gue mau mati aja!"

Semua orang-orang yang berada di belakang Clara, kini merasa sedikit bersalah. Mereka tidak tahu bahwa apa yang telah mereka perbuat membuat Prita kini begitu rapuh dan menyedihkan.

Leon akhirnya memberanikan diri memegang kedua bahu Prita.

"ta, gue ada disini. Lo jangan takut lagi" ucap Leon dengan nada yang begitu lembut.

"Leon...?" Prita akhirnya melepaskan kedua tangannya di telinga. Lalu menatap Leon dengan air mata yang mulai menetes.

Leon tersenyum begitu tenang, lalu mengangguk.

"iya, ini gue ta"

Leon perlahan memeluk Prita, membiarkan seragam putihnya tercampur air yang berwarna abu dan bau dari seragam Prita.

Prita kembali sadar, dengan kasar ia mendorong Leon hingga cowok itu terjatuh kebelakang.

"lo nggak boleh dekat-dekat gue" ucap Prita tajam.

Leon kini menatap Prita tajam,

"Prita" ucapnya memperingatkan.

"gue itu bau! Gue itu sampah! Lo harus jijik sama gue! DARI DULU LO ITU SEHARUSNYA NGGA MUNGUT GUE! KENAPA LO KASIHANIN GUE! GUE ITU HARUSNYA MATI!"

"PRITA!!" Teriak leon.

Dengan cepat Leon memegangi wajah Prita agar mau menatapnya,

"Prita tatap gue!"

"gue itu nggak seharusnya hidup! Gue itu cuma benalu buat ibu, ayah, lo, Nina dan mereka! Gue sangat menjijikan!"

"lihat gue Prita!!" teriak leon, lagi.

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang