25. Shoes

47 28 2
                                    

Saat terluka itu,
Bukanlah mempersalahkan sakitnya.
Namun alasan dan siapa dibalik itu semua.

-Prita Kanahaya-

***

"Yaampun pak santos, kenapa makin kesini bapak makin ganteng banget?!"

"diam prita, pujian kamu ngga bikin bapak yakin buat milih kamu, dan satu lagi, bapak emang sudah ganteng dari lahir"

Prita mendengus pelan, menghela nafas lesu karena rencananya tidak berhasil.

Setelah melihat pak santoso menulis masing masing tiga soal di papan tulis, guru fisika yang entah mengapa rambutnya tidak tumbuh-tumbuh itu berdiri di hadapan prita, leon dan syakira yaitu adik kelas yang memanggil mereka tadi.

"oke, masing-masing bapak sudah beri 3 soal dan bapak kasih waktu 5 menit untuk kalian"

Prita melotot kaget mendengar itu, namun saat ia ingin angkat bicara,

"ngga ada protes prita, mau bapak kurangi waktunya?"

Prita menyengir sambil meringis, gadis itu sontak menggeleng.

"engga kok pak, segitu aja udah cuuukup banget buat saya"

Leon hanya geleng-geleng melihat tingkah gadis itu dan syakira hanya diam menatap papan tulis yang berada di depan.

"baiklah, ayo kerjakan" titah pak santoso.

Mereka maju dan mendekati papan tulis yang lebih besar daripada papan tulis di kelasnya.

Suara ketukan spidol mulai bersaut-sautan. Prita pun dengan fokus mengerjakan soal-soal yang lumayan tidak asing baginya karena tadi malam ia sudah mempelajarinya.

"mampus" gumam prita.

Leon menoleh ke arah prita yang mematung.

"kenapa?"

"soal ini, padahal tadi gue udah hafal banget leon"

"ngga bisa lo inget-inget lagi?"

Prita menggeleng keras,

"udah gue coba daritadi, tapi masih aja ngga inget sedikitpun"

Leon menatap soal terakhir prita, lalu menatap jam ditangannya, tersisa 1 menit setengah lagi.

Dengan cepat cowok itu menyelesaikan soalnya dan menoleh ke arah prita.

"minggir, cepet tuker tempat"

"ta-tapi" prita menoleh ke belakang untuk melihat pak santoso, untunglah gurunya itu sedang sibuk menulis lembar jawaban.

"cepet!" ucap leon berbisik.

Mereka pun bertukar tempat, namun semua itu, syakira melihatnya. Cewek itu hanya diam tidak berkutik.

***

Dua orang gadis kini berhadapan, yang satu berdiri dengan bersidekap dada sambil mengetukkan sepatunya ke lantai, dan yang satu lagi menunduk sambil menautkan tangannya.

"jadi gimana?"

"tadi saat mengerjakan soal, prita minta tolong kak leon buat ngerjain soalnya"

"dan leon ngerjain soalnya?"

Cewek berkacamata itu mengangguk cepat, sedangkan cewek yang lebih tinggi dihadapannya itu berdecih.

"udah gue duga, cewek gatel itu cuman sok belagu ikut olimpiade. Padahal memang aslinya memang bodoh" sarkas gadis berok pendek itu.

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang