"Jika aku sudah berhasil membuatmu Jatuh Cinta dalam jutaan detik..."
-Prita Kanahaya"Maka, kamu akan Kucintai dalam miliaran hari"
-Leon Altair***
Nafas Clara tercekat, memorinya kembali mengingat kejadian waktu ia sekolah dasar.
"lo sama seperti Prita sekarang, di bully, dihina..."
"Leon stop!" Clara menutup kedua telinga menggunakan tangannya.
"lo dikucilkan, lo marah dengan kondisi lo yang bahkan bukan berasal dari kesalahan lo sendiri"
"Leon gue bilang berhenti!" mohon Clara lagi.
"lo nggak pernah mau jadi di posisi itu, pernah berpikiran buat mati?"
"Leon... Gue mohon"
"ra, sadar ra. Lo itu lagi di bodohin sama dia" ucap Bima memegang kedua bahu Clara.
"tapi, dilihat dari sisi manapun, lo nggak akan bisa disamain sama prita" ucap Leon.
"sejatuh-jatuhnnya Prita, sehancur-hancurnya Prita, dia mau berubah dan kuat buat bangkit. Nggak seperti lo yang lari dari kenyataan, lo keluar negeri juga sekalian buat operasi plastik kan?" lanjut cowok itu makin menjadi.
"LEON!!" teriak Clara.
"berhenti gue bilang!" teriak Bima.
Clara dengan cepat menarik kerah Leon, cewek yang sudah berurai air mata itu menatap Leon dengan sendu.
"tapi... tadi gue sedikit lagi berhasil kan? Sedikit lagi gue bisa buat dia bunuh diri. Bikin dia terpuruk sama hidupnya sendiri"
Leon terkekeh, lalu menatap Clara dengan tatapan jijik.
"lo benar, tapi lihat?" ucap Leon dengan nada meremehkan.
"pacar gue nggak jadi mati kan? Prita nggak jadi bunuh diri kan? Karena dari awal lo itu memang berbeda sama dia"
Clara melepaskan cengkeraman tangannya dari kerah Leon.
"ARRGGGHHH" teriak Clara menarik rambutnya sendiri sambil jatuh terduduk.
Leon menatap Clara yang berada di depan kakinya,
"gue akui, lo sekarang cantik, lebih cantik dari Prita. Tapi perbuatan bodoh lo membuat pikiran gue berubah, kalo semua fisik di diri lo yang lo udah ubah, nggak bisa bikin gue suka sama lo"
Clara makin menggila, semuanya mundur menjauh dari dirinya.
"lo yang membuat gue bicara seperti ini ra, gue udah peringatin lo. Tapi lo nggak pernah dengerin gue, jadi gue terpaksa lakuin hal ini dan nyakitin hati lo. Maaf kalo setelah ini gue terpaksa buat nyerahin semua masalah ini ke pihak sekolah"
"gue udah bilang, kekerasan bukan gaya gue" lanjut Leon.
Setelah mengatakan itu, Leon berbalik dan pergi meninggalkan Clara dan Bima.
Bima menatap cowok yang berjalan menjauhinya itu dengan tatapan bengis, ia tidak tahan lagi. Cowok gila itu menghancurkan semua rencananya,
Bima meninggalkan Clara yang masih menangis dan mengambil potongan kayu dari kursi yang di lemparkan Leon tadi. Berlari menghampiri cowok itu,
Suara histeris dari arah belakangnya dan juga wajah panik Aldo dan Azka yang melihatnya membuat Leon bingung.
"dasar cowok sialan!" umpat Bima,
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Altair
Teen FictionChapter I : Saat Kita Bertemu Prita Kanahaya, cewek matre yang berusaha pura-pura kaya untuk mendapat kepopuleran di sekolah. Dengan bermodalkan Kecantikan dan Kepintarannya, ia dengan mudah bergabung dengan circle paling dikagumi di sekolah. Bagi...