56. Kita dan Dufan waktu itu (2)

16 8 0
                                    


Setelah kurang lebih 45 menit, Prita, Azka dan juga Aldo kembali ke food stall.

Aldo dengan wajah lelah mengambil segelas jus mangga di atas meja dan meminumnya dengan rakus.

"Nina sama Rafan mana?" tanya Prita ke arah Leon karena cowok itu terlihat duduk sendiri.

"mereka beli es krim"

"wah gila yon! Lo tau nggak?! Si prita pengen naik hysteria dua kali!"

Prita berdecak mendengar ucapan heboh Aldo.

"itu karena antriannya lagi sepi do!"

"terus lo mau naik terus sampe antriannya panjang lagi?!"

"lo tuh—"

"udah ta" sanggah Leon, Prita lalu menghentakan kakinya sebal dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Leon kini menatap kedua sohibnya,

"sorry kalo Prita ngerepotin lo pada"

"santai yon, si Aldo nya aja yang cupu" jawab Azka.

"cupu-an mana sama yang mau pingsan cuma karena naik roller coaster?" kata Aldo menyindir.

Leon hanya memutar bola matanya malas enggan menanggapi, lalu ia menoleh ke arah Prita yang masih memalingkan wajahnya.

"lo masih mau main lagi?" tanya Leon.

Prita lalu menoleh, lalu menggeleng pelan.

"nggak apa-apa ta, gue masih kuat nemenin lo"

"gue nggak mau keadaan lo sampai kayak tadi, Leon"

"itu karena kaget aja ta, lo mau naik apa lagi?"

Azka dan aldo yang sedang sibuk makan diam-diam saling menukar pikiran lewat tatapan mata.

Mereka berdua cengengesan saat mendengar suara Leon yang begitu lembut jika berbicara dengan Prita. Lain dengan mereka berdua, nada bicara Leon seperti sedang mengajak ribut. Sohib judesnya itu bisa bucin juga ternyata.

"gue mau naik biang lala, gue janji itu yang terakhir" kata Prita.

Leon mengangguk, cowok itu lalu berdiri.

"oke, tapi lo harus makan dulu, baru kita ke sana"

Prita mengangguk kembali bersemangat, tersenyum melihat Leon yang berjalan ke arah stand yang menjual makanan.

***

Langkah mereka beriringan, hampir tenggelam dengan kerumunan dari orang-orang yang juga ingin naik wahana.

Leon tiba-tiba menghentikan langkahnya karena Prita menarik ujung kemejanya.

"Leon, ayo kita masuk ke situ dulu"

Leon melihat papan besar yang bertuliskan "Rumah Hantu" di atasnya.

"lo yakin?"

Prita mengangguk antusias,

"gue nggak mau ribet ta, nanti lo teriak ketakutan gimana?"

"ih, gue nggak takut sama yang beginian, udah ayo!"

Leon pasrah saja ketika tangannya di tarik paksa oleh Prita. Sebelum masuk, petugas yang menjaga di pintu memberikan sedikit penjelasan bahwa kamera tidak boleh masuk, selain itu orang yang memiliki riwayat jantung yang lemah tidak diperbolehkan.

Mereka berdua mengangguk mengerti, lalu keduanya berjalan. Prita dengan sombongnya berjalan di depan Leon, cewek itu bersidekap dada melihat properti yang terlihat menakutkan tapi tidak bagi dirinya.

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang