"Tanpa kamu sadari, dirimu yang sederhana, tanpa kata-kata yang manis, tanpa perlakuan yang manis pula. Kamu, sudah membuatku menjadi sebuah kesempurnaan".
-Prita Kanahaya
***
Leon menstandarkan motornya, lalu cowok itu melepas helmnya.
"lo ngga mau turun?"
"hah?" prita mengerjap pelan, baru sadar motor leon sudah berhenti bergerak sedari tadi.
"buruan turun! Lo kira gue ngga pegel pas lo nyender di belakang gue daritadi?!" omel leon.
"iyaiya! Sabar kek, sama cewek itu harus lembut!"
"kata siapa lo itu cewek?"
Prita mendengus, turun dari motor hitam nan besar leon, lalu gadis itu terpaksa tersenyum manis.
"oh iya, gue kan marmut" ucap prita dengan terpaksa.
Prita memutar pandangan, tempat yang sedikit asing baginya.
"ini dimana? Ini kan bukan tempat tadi lo jemput gue.."
"lo mau nyulik gue ya?!" tanya prita beruntun.
Leon tak menjawab, setelah turun dari motor, cowok itu langsung pergi tanpa mengajak prita. Namun dengan cepat cewek berambut sebahu itu mengikuti langkah leon yang mulai cepat.
"wah!" ucap prita takjub saat melihat danau yang terpantul oleh sinar matahari yang mulai terbenam.
Mereka terdiam beberapa menit, sibuk melihat pemandangan yang diciptakan tuhan dengan begitu sempurna.
"gue bukan tipe orang yang selalu curhat ke orang lain ketika ada masalah. Semuanya gue pendam, sampai masalah itu selesai dengan sendirinya" ucap leon tiba-tiba.
Prita lalu menoleh ke arah leon yang masih menatap lurus ke arah danau.
"setelah nemuin tempat ini, rasa sedih dan gelisah gue sedikit hilang"
Lalu leon menatap prita yang juga menatapnya dari samping.
"dan mungkin, ini juga bisa ngebantu buat ngilangin rasa sedih lo"
Prita terpana, namun gadis itu langsung mengerjap pelan dan memalingkan wajah ke depan agar tidak bertemu pandang dengan leon.
"ka—kata siapa gue sedih? Gue ngga lagi sedih tuh!" sangkal prita.
"di mulut lo itu emang beda"
Prita kembali menoleh ke arah leon.
"tapi dengan ngeliat mata lo aja, gue udah tau semuanya, gue tau lo kecewa karena cowok yang lo sukain tadi malah jalan sama sahabat lo sendiri kan?"
Ucapan itu membuat prita kalah telak, setelah dirinya diam beberapa detik. Leon menarik lenganya ke arah kursi panjang kayu yang sudah mulai usang.
Saat prita sudah duduk, leon melepaskan genggamannya lalu memegang pundak prita.
"hilangin rasa sedih lo selama mungkin, gue bakal nunggu di motor" lalu cowok itu mulai melangkah.
Namun, lengan jaket leon yang ditarik membuat cowok itu kembali menoleh ke arah prita yang masih memandang lurus ke arah danau, lalu cewek itu menoleh ke arah leon dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.
"lo pikir gue berani duduk di sini sendirian? Gue ngga seberani lo, nanti gue diculik hantu danau disini gimana? Lo juga kan yang ribet"
Ucapan prita membuat leon memutar bola matanya malas.
![](https://img.wattpad.com/cover/272484651-288-k950219.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Altair
Teen FictionChapter I : Saat Kita Bertemu Prita Kanahaya, cewek matre yang berusaha pura-pura kaya untuk mendapat kepopuleran di sekolah. Dengan bermodalkan Kecantikan dan Kepintarannya, ia dengan mudah bergabung dengan circle paling dikagumi di sekolah. Bagi...