54. Aku Ingin Pergi

16 8 0
                                    

Melepasmu adalah hal yang mungkin bisa saja aku lakukan.
Namun melupakanmu,
Adalah hal yang mustahil bagiku.
Karena bukan hanya membiarkan
dirimu pergi,
Tapi perasaanku padamu juga harus
ikut pergi.

-Prita Kanahaya-

***

Prita memutar pulpen dengan jari jemarinya, menatap gadis remaja SMP yang sedang senyum-senyum sendiri menatap layar ponselnya.

"jadi kapan mau lanjut belajarnya nih? Tadi udah ke toilet terus makan, tapi belum lanjut lagi belajarnya" tanya Prita.

Gadis SMP itu kemudian menyengir ke arah Prita.

"bentar lagi ya kak? Aku balas chat pacar aku dulu, dia tanya aku mau kado apa untuk ulang tahun aku besok"

"lo ulang tahun?"

Gadis remaja itu mengangguk,

"kakak mau dateng ke pesta ulang tahun aku? Disana banyak makanannya kak, dijamin kakak seneng deh. Nanti aku kenalin kakak juga ke temen-temen aku kalo kakak anak Bins, pasti semua akan iri" kata gadis itu.

Prita mengetuk ujung pulpennya ke dagu,

"mau sih, tapi besok gue ada urusan"

Gadis itu cemberut mendengar jawaban Prita. Prita berdecak, lalu memukul pelan dahi Jessi.

"udah, daripada lo kenalin gue ke temen-temen lo karena anak Bins, lebih baik lo belajar sekarang biar bisa masuk Bins" saran Prita.

Bins adalah singkatan dari Bina Bangsa. Sekolah ini hanya bisa dimasuki segelintir orang, jika bukan karena keuangan orang tuanya yang begitu layak, maka satu-satunya cara adalah mendapatkan beasiswa seperti Prita. Lumayan sulit, namun memang peraturannya seperti itu, ditambah fasilitas yang disediakan juga begitu sepadan.

"aku bisa jadi anak bins nggak ya?" tanya anak SMP kelas tiga itu.

"bisa, orang tua lo kan kaya" jelas Prita apa adanya.

Jessi pun sontak menyengir,

"bener juga! Tapi... Mamah selalu nuntut aku untuk selalu jadi peringkat di kelas" curhat Jessi.

Prita menyenderkan tubuhnya ke belakang kursi.

"ya makannya, sekarang belajar. Beliau itu bermaksud membuat lo biar nggak harus gunain uangnya. Misalnya, kalo lo masuk Bins pake jalur beasiswa, teman-teman lo nanti nggak akan nganggep lo masuk karena pake jalur uang ataupun koneksi, tapi murni karena otak lo"

Prita lalu menegakkan diri kembali di meja belajar Jessi yang begitu luas. Cewek yang mencepol rambutnya itu membuka halaman buku paket kelas 3 SMP.

"sekarang kita belajar matematika dulu ya?"

Namun, Jessi malah menopangkan sebelah tangannya di meja belajar untuk menyangga kepalanya.

"kak, di Bina Bangsa cowoknya ganteng-ganteng ya kak?" tanya Jessi.

Prita menghela nafas, cewek di sampingnya itu selalu menanyakan tentang Sekolahnya lebih dalam.

"banyak sih..."

Jessi membinarkan matanya,

"tuh kan!!"

"bukannya lo udah punya pacar?"

"gampang, kalo aku nemu yang lebih baik dari dia. Tinggal aku putusin"

Prita geleng-geleng mendengarnya.

Aku dan AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang