Suatu keanehan untuk Sisil saat Aster pulang kerja di waktu yang masih sore. Sisil langsung tahu kepulangan Aster dari suara mobil yang memasuki pekarangan rumah. Dikarenakan Rianti masih ada di rumah ini, jadinya Sisil tetap melancarkan aksinya untuk terlihat seperti istri yang benar-benar dicintai oleh Aster. Sisil juga bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk berdekatan dengan Aster, bukan?
Ketika Aster membuka pintu utama, ia sudah disuguhi dengan senyuman Sisil yang merekah. Tangannya terangkat, hendak mencium tangan Aster. Namun, Aster yang mungkin terlalu lelah, mengangkat alisnya kebingungan.
Sisil tanpa memberi penjelasan, langsung saja meraih tangan Aster untuk dicium. Setelahnya Sisil berucap pelan, "Pak dokter lupa? Mami masih ada di rumah."
"Oh iya, saya lupa. Kalo gitu, maaf ya, Sil. Tolong bawain tas saya." Aster memberikan tas kerjanya pada Sisil.
Sisil tetap menurutinya walaupun hanya sekedar formalitas. "Dengan senang hati, Pak dokter."
Seraya melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal rumah, Aster menyebarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan. "Mami saya mana, Sil?"
"Mami lagi di teras belakang."
Tanpa berbicara lagi, Aster masuk ke kamarnya mendahului Sisil. Tubuhnya terasa gerah dan lengket, ia ingin segera membersihkan dirinya.
Sementara Sisil yang masih berjalan di tangga, mendadak menghentikan langkahnya saat tangannya menyentuh benda yang lumayan keras di tas Aster yang ia bawa. Karena penasaran, akhirnya Sisil melihat apa isi tas tersebut.
Senyumnya mengembang saat melihat kotak bekal berwarna biru muda. Sisil jadi teringat balasan pesan yang Aster kirimkan tadi pagi. Katanya Aster akan memakan sandwich buatan Sisil. Mari kita cek, apakah Aster benar-benar memakannya?
Saat Sisil mengangkat kotak bekal itu, rasanya masih berat. Seperti masih ada isinya. Untuk menghentikan rasa penasaran, akhirnya Sisil membuka kotak bekal tersebut. Desahan napas kecewa keluar dari mulutnya. Aster berbohong. Sandwich itu masih utuh, hanya saja saus dengan gambar hati di atasnya sudah luntur tak berbentuk.
Jahat sekali ya? Padahal sisil sudah sepenuh hati membuatnya untuk Aster. Tapi ketika pulang, Aster malah membawa kembali kotak bekal itu ke rumah dengan isi yang masih utuh.
Jika Aster tidak menyukai masakan Sisil, seharusnya Aster buang saja sandwich itu, dan berkata pada Sisil bahwa makanannya sudah ia habiskan. Setidaknya perasaan Sisil akan baik-baik saja meskipun yang Aster lontarkan adalah kebohongan.
Sisil tak tahu harus bertindak bagaimana saat ini. Yang ia lakukan adalah menatap nanar pintu kamar Aster yang sudah tertutup. Lalu, Sisil kembali melirik kotak bekal yang berada dalam genggamannya. Akan lebih baik jika Aster tidak tahu Sisil menemukan kotak bekal yang masih terisi itu.
🌼
Cukup lama Sisil berdiri di depan kalender yang tergantung di dinding dapur. Terhitung sudah 20 hari lamanya Sisil menikah dengan Aster dan tinggal di rumah ini. Tersisa 80 hari lagi. Lalu, apakah hanya itu-itu saja yang Sisil lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife For Aster
General Fiction𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 genre : romantis, melodrama *** Di usianya yang nyaris kepala tiga, Aster tak kunjung memiliki tambatan hati. Masalah asmara di masalalu yang cukup sulit membuat Aster enggan membangun...