31. 𝓗𝓪𝓶𝓹𝓲𝓻 𝓜𝓸𝓰𝓸𝓴 𝓚𝓮𝓻𝓳𝓪

4.9K 265 9
                                    

"Terima kasih ya, Pak, Bu? Mohon maaf juga sudah mengganggu malam-malam seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih ya, Pak, Bu? Mohon maaf juga sudah mengganggu malam-malam seperti ini."

Aster berbicara begitu sopan pada sepasang suami istri yang lebih tua darinya. Mereka membalas kesopanan Aster dengan keramahan. Aster memandang Sisil yang sedang memainkan dua buah mangga matang di tangannya. Istrinya itu malah asik sendiri di depan pintu pagar sambil cengar-cengir.

Aster tersenyum kikuk. "Istri saya mungkin terlalu senang, Pak, Bu. Sampai dia lupa menyapa pemilik rumah."

"Ah, tidak apa-apa. Begitu wajar istri yang sedang ngidam ingin sesuatu di tengah malam seperti ini," ujar Ibu pemilik rumah.

Bapak pemilik rumah itu merangkul istrinya. "Dulu juga istri saya seperti itu. Jadi, saya bisa memakluminya. Jangan sungkan-sungkan jika membutuhkan sesuatu, kami akan berusaha untuk membantu."

Aster mengusap tengkuknya dan mengangguk. "Baik, Pak. Sekali lagi terima kasih banyak."

Aster awalnya memang berniat menjadi maling jika tidak ada orang di rumah itu. Namun, melihat mobil yang terparkir di halaman yang seluas halaman rumahnya, Aster jadi berpikir, alangkah baiknya jika ia permisi terlebih dahulu.

Jadinya, Aster beritikad baik untuk meminta izin, tapi tetap saja Aster harus manjat pohon seperti monyet yang sedang maling buah mangga. Dengan usilnya Sisil juga memotret Aster yang sedang manjat pohon mangga.

"Pak Suami, bilang cisss dulu coba! Satu, dua, tiga, cissssss!" titah Sisil ketika Aster melakukan aksinya. Wajahnya itu terlihat sangat puas melihat kemalangan Aster saat itu.

Meskipun rada malas, Aster tetap menuruti istrinya. Untung saja tetangganya itu baik dan mempersilahkan dengan ramah.

Kedongkolan Aster tidak berhenti di situ. Setelah mereka sudah berada di rumah, Sisil menikmati buah mangganya di meja makan sambil melihat-lihat foto Aster, hasil jepretannya. Sesekali Sisil tertawa melihat ekspresi Aster di ponselnya.

Meski begitu, Aster tetap senang karena ia bisa ikut tersenyum saat Sisil tertawa renyah. Tak perlu ikut makan buah mangga saja Aster sudah ikut merasakan manisnya, dengan hanya melihat wajah Sisil yang begitu girang.

"Eumhh ... Ini manis banget. Pak Suami mau?" tawar Sisil sambil menyodorkan potongan buah mangga yang ditusuk garpu pada Aster.

Aster menggeleng. Lalu, meraih tangan Sisil dan memutar balikan garpu itu hingga sampai ke mulut istrinya. "Kamu aja yang makan sampai kenyang. Saya cuma lihat kamu makan aja sudah kenyang duluan."

Sisil mengunyah dengan gerakan lambat sambil menatap mata Aster yang terlihat lelah. Mungkin suaminya itu sudah ngantuk berat karena ini sudah lewat tengah malam. Hingga buah mangga dalam mulutnya tertelan, barulah Sisil berhenti dan berkata, "Makasih ya, Pak Suami? Udah turutin semua maunya Sisil."

Dengan mata sayunya Aster mengangkat kedua alisnya. Lalu, meraih tangan Sisil yang tak lagi memegang garpu. "Itu kewajiban saya. Kamu gak perlu bilang makasih."

Wife For AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang