Aster berkali-kali dibuat jengkel lagi oleh Sisil. Mau marah, tapi Aster tahu Sisil sangat sensitif dan sangat peka terhadap perubahan sikapnya. Jadinya, Aster tetap menuruti apa yang Sisil mau, sesulit apapun itu, jika masih bisa dilakukan.
Aster kini tengah mengerjakan sisa pekerjaannya di ruang kerja. Sisil tiba-tiba masuk dengan seri di wajahnya. Perasaan Aster sudah tidak enak ketika melihat wajah itu. Biasanya Sisil menggunakan ekspresi itu untuk merayunya.
Belum sempat Sisil mengeluarkan suaranya, Aster sudah lebih dulu bertanya, "Sekarang kamu mau apa, Sil?"
Sisil langsung menghentikan langkahnya walaupun belum sampai di dekat Aster. Bibirnya seketika mengerut sebal. "Pak Suami kok kayak kesel gitu? Selama ini Pak Suami gak ikhlas Sisil minta ini itu?"
Aster bangkit dari kursi kerjanya, menghampiri Sisil. "Bukan, Sil. Saya cuma nanya aja. Kamu mau apa sekarang? Mumpung belum terlalu malam, biar langsung saya belikan."
"Sisil mau dipeluk," ucap Sisil, manja.
Aster menarik kedua sudut bibirnya, hingga menimbulkan senyum menawan ciri khasnya. "Oohhh, kamu mau dipeluk? Yaudah, sini saya peluk."
Sisil segera memeluk Aster saat tangan suaminya itu terbuka lebar. Terasa begitu hangat saat Aster menyelimuti bahu Sisil dengan dekapannya.
"Pak Suami ...."
"Hmm? Kenapa?"
"Sisil tadi nonton youtube, terus iseng nonton NCT."
"Iya, terus?"
"Jeno ganteng banget, lho, Pak Suami."
"Jeno? Siapa lagi tuh dia? Kemarin Jaehyun, sekarang Jeno. Kamu mau buat saya cemburu apa gimana?"
Terdengar sedikit kekesalan dalam nada bicara suaminya. Pasalnya, akhir-akhir ini Sisil dibuat sibuk oleh tontonan-tontonan orang ganteng, yang katanya memberi pengaruh baik pada kandungannya, siapa tahu anaknya bisa mirip dengan salah satu idol dari boyband korea yang memiliki beberapa unit itu. Ya, itu niat Sisil nonton biasnya dari zaman SMA. Fyi, Sisil dulu adalah kpopers tipis-tipis, itu pun karena teman dekatnya dulu menyukai NCT.
"Ih, enggak. Ngapain juga Pak Suami cemburu sama mereka?" salak Sisil yang mengurai pelukannya. Lalu, mengangkat wajahnya supaya bisa melihat suaminya yang sudah menaikan satu alisnya.
"Jadi, atas dasar apa kamu membicarakan mereka, hm?"
"Sisil pengen ketemu mereka, biar nanti anak kita mirip sama Jeno atau Jaehyun, hehe...."
"Sil ...." Aster nyaris mendesah kesal. "Saya suami kamu, kalo pun anaknya harus mirip siapa, jelas harus mirip saya karena saya ayahnya. Kenapa harus mereka? Padahal dia bukan suami kamu."
Sisil mencebikkan bibirnya. "Pak Suami harus lihat Jeno. Dia ganteng bangeett, Sisil jadi pengen punya anak seganteng dia."
"Memangnya saya kurang ganteng, Sil?" Aster menunjuk wajahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife For Aster
General Fiction𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 genre : romantis, melodrama *** Di usianya yang nyaris kepala tiga, Aster tak kunjung memiliki tambatan hati. Masalah asmara di masalalu yang cukup sulit membuat Aster enggan membangun...