27. 𝓜𝓮𝓻𝓪𝔂𝓾 𝓓𝓪𝓻𝓻𝓮𝓷

6.2K 331 10
                                    

Diam-diam Aster memperhatikan Darren yang tengah berbincang dengan perawat di meja administrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diam-diam Aster memperhatikan Darren yang tengah berbincang dengan perawat di meja administrasi. Aster terus menimbang-nimbang keputusannya untuk menghampiri Darren dan menyampaikan maksudnya secara langsung.

Namun, sepertinya itu bukan hal yang bagus. Aster tidak yakin Darren akan dengan suka rela membantunya tanpa meminta imbalan apapun. Aster mengangkat pandangannya dengan menghitung hartanya dalam otak. Kira-kira apa yang harus ia berikan untuk merayu Darren?

Aster menghela napas dengan kasar, biar nanti saja bertemu Darren ketika sedang santai. Aster juga harus benar-benar menyiapkan mental jika saja nanti diolok-olol oleh sepupunya itu.

Ketika Aster hendak kembali ke ruangannya, tiba-tiba ia berpapasan dengan Vania yang selama ini ia hindari. Yap, Aster mengurangi interaksi dengan Vania. Aster hanya ingin fokus pada Sisil saja, tapi di sisi lain Aster sudah menawarkan diri untuk membantu Vania. Itu yang kini membuat Aster bingung.

"Hai, Nia." Aster menyapanya dengan canggung.

Vania tersenyum getir. "Kamu berubah ya?"

"Maksud kamu?" Aster mengerutkan keningnya.

"Sekarang kamu sengaja menghindar, 'kan?"

"Bukan begitu-."

"Aku juga dengar dari dokter Rita kalo sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ayah. Selamat atas kehamilan istri kamu." Vania kali ini tersenyum dengan tulus. Entah itu benar-benar tulus atau ada sesuatu di balik itu.

Aster tak bisa berkata apapun. Lidahnya seakan terkunci ketika berada di hadapan Vania. Namun, Aster memberanikan diri untuk bertanya kabarnya. "Bagaimana keadaan kamu sekarang?"

"Gak perlu khawatirin aku. Kamu harus fokus sama istri kamu, bukan aku. Tenang saja, aku gak ada niatan untuk menggugurkan kandungan aku sendiri," jawab Vania.

Aster menghela napas pelan. "Baguslah. Semoga kalian terus sehat."

"Dokter Aster!" panggil seorang perawat dari kejauhan.

Aster menoleh sesaat. Lalu, mengembalikan perhatiannya pada Vania. "Aku harus pergi dulu."

Setelah mendapatkan anggukan dari Vania, Aster tak menyia-nyiakam kesempatan itu untuk lepas dari situasi canggungnya. Vania menatap punggung Aster dengan tersenyum penuh arti. Lewat matanya, Vania seolah tak akan pernah membiarkan Aster dimiliki oleh siapapun.

🌼

Darren sadar bahwa dirinya terus diperhatikan oleh Aster. Darren bahkan sampai berdecak kesal. Menurutnya Aster terlalu memperlihatkan gelagatnya. Fix, Aster tidak cocok menjadi anggota BIN. Masa iya dia mengintai target dengan terang-terangan seperti itu?

Darren tengah sibuk memeriksa jadwalnya sendiri dengan perawat yang ada dibagian administrasi. Aster pura-pura melakukan kesibukan di jarak yang tak jauh dari Darren. Ketika Darren memergoki Aster tengah memperhatikannya, Aster langsung gelagapan.

Wife For AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang