Bab Baruuuu.....
Maaf agak pendek...
Kek nya kalo diKasih Love and komen,Next bakal lebih panjang??hehehe...
Hepi riding gaes....Lima tahun setelah itu...
(Eaaaaaa.....)Udara pegunungan mencipta dingin yang menggigit. Bahkan ia sudah mengenakan baju tiga lapis, tapi ia masih saja bisa merasakan sentuhan udara yang seolah langsung menempel ditulangnya.
Ia berjalan semakin cepat, meniup niupkan nafas hangatnya pada kedua telapak tangannya yang terbuka, entah kemana kunci laci yang berisi sarung tangan itu menghilang.
Jalan menurun membuat langkahnya lebih cepat dengan sendirinya. Ia harus segera sampai di dapur, membuat segelas teh dan menikmati pisang goreng buatan mba Alia.
"Oooiii Nana.....tunggu...." Terdengar suara dengan logat khas yang memang tak bisa lagi ditutupi.
"Oooiii Nana, cepat kali kau jalan...pelan sikit....udah mau jatuh aku ini ngejar kau dari tadi...." terdengar derap kaki dan nafas yang tak beraturan.
Seseorang yang dipanggil tadi menoleh sekilas dan hanya melambaikan tangannya dan tetap berjalan terburi biru.
Tigor berdecih kesal, bukan pada gadis itu tapi pada dirinya sendiri yang terlambat bangun hingga tak bisa berjalan bersama.
"Ooiiii Nanaa...tunggulah abangmu ini....pelankan sikit jalanmu..." Tigor masih terus mencoba membujuk.
"Bang Tigor...berisik banget sih?? Nih ayam ayamku jadi ngga bertelur denger suara abang yang kayak petir itu!! Sungut satu pekerja yang sedang berada didekat kandang ayam. Terdengar suara celoteh ayam ayam bercampur suara air yang mengucur dari pancuran bambu yang membawa air langsung dari sumbernya mata air gunung.
"Ahhh..Si Siti ini, masak ayam kau yang nggak betelor aku yang kau salahkan? Aku teriak karena manggilin Bu Hana ini yang lari kayak kijang, cepat kali mak jang...eh udah dimana dia?" Pria yang dipanggil Tigor itu celingukan ke kanan dan kiri mencari wanita yang dipanggil ya Nana tadi.
"Udah masuk lewat dapur bang...makanya tu perut dikecilin...biar ngga ngos ngosan..."
"Diam lah kau Siti, gara gara kau pagi ini ngga bisa aku duduk dekat Hana, pasti si Heru Heru itu lagi sok cari muka duduk dekat dekat Hana...arrgghhh..." Tigor langsung memasang ancang ancang berlari, meskipun yang terlihat Tigor hanya berjalan biasa.
Dan benar ketika Tigor membuka ruangan tempat para karyawan berkumpul untuk makan, ia bisa melihat Heru tengah duduk dekat Hana dan mereka tengah minum teh dan terlihat berbincang bincang.
Ck!! Tigor kesal, ia dan Heru sama sama manager, level mereka sama, jadi ia tak perlu minder, karena itu ia akan terus menjadi pesaing Heru untuk mendapatkan hati Hana.
Ia bertekad jika lawannya hanya Heru ia akan berusaha maju, asal kan jangan dengan seseorang yang ia tau juga tengah menaruh hati pada Hana, ia semakin kesal dengan mengingat itu.
Ketika Tigor hendak mengambil piring makan. Tiba tiba ia mendengar suara suara berisik dari arah pintu masuk.
"Koko Aldo...kapan datang? Ihh..ngga ngasih tau...kami bisa siapin karpet merah lho..."
"Koko Aldo makin ganteng aja..."
"Koko mau sarapan apa, ntar aku siapin deh..."
"Koko pake parfum apa sih...wanginya bikin pengen nempel nih..."
"Koko bawa oleh oleh ngga...?"
Tigor makin pusing dengan ocehan ocehan tak jelas dari karyawan karyawan wanita yang haus akan perhatian itu. Terlebih perhatian dari anak pemilik Agrowisata yang terkenal ramah itu, Aldogera Lim.
Boss muda itu tak keberatan dipanggil Koko, karena wajahnya memang kental dan garis Tionghoa.
Tigor tidak masalah dengan kegantengan Boss Aldo, ia hanya bermasalah karena Aldo juga menaruh perhatian lebih pada Hana, jika Aldo datang, ia hanya akan merepotkan Hana.
Selama Aldogera berada disini, ia hanya mau didampingi Hana. Dan seantero kabar beredar jika Aldogera akan berkantor disini, tak lagi di Jakarta, karena Resort ini semakin besar dengan omzet yang tak main main pula. Jadi tak cukup hanya Pimpinan Cabang yang berada disini. Karena sudah terlihat jika Resort ini akan jadi PT sendiri. Dan sudah Pasti Lim Junior yang akan menduduki kursi Tertinggi disini.
Tak ada yang meragukan kepiawaian Aldogera sebagai pengusaha muda. Semua mengakui jika dia benar benar layak untuk memimpin dan kelak menggantikan posisi Richard Gunawan Lim Ayahnya.
Muda, ganteng, cerdas dan kaya, tak ada yang menghalangi langkah pria itu. Semua wanita menginginkannya. Dari yang terang terangan hingga yang diam diam.
Dan Hana adalah wanita beruntung, karena Aldogera memiliki perhatian lebih pada wanita pendiam itu.
Ck! Tigor Pandapotan Limbong semakin emosi dan itu berpengaruh pada porsi makannya, kini nasi putih itu menggunung dipiringnya, persetan dengan target six pack untuk menarik perhatian Hana. Yang penting kini ia perlu pelampiasan kekecewaannya.
"Bang Tigor itu ambil jatah buat tiga orang lho..."
Tigor menulikan telinganya dari sindiran Bude Kantin.
Bodo amat!
Dan ketika ia selesai mengambil sarapan nya, selera makannya mendadak hilang melihat pemandangan Aldo yang duduk disamping Hana sambil menyodorkan secangkir teh pada gadis itu.
Cih! apa Aldo lupa kalau dia itu boss? Masa ia yang melayani anak buah? Memang kalau jatuh cinta itu bikin otak ngga maksimal kerjanya.
Meminimalkan rasa kecewa Tigor memilih pindah posisi, kini ia membelakangi kedua orang tadi. Karena seolah seperti dalam film, seolah ada spotlight invisible yang menyoroti Aldo dan Hana dan memburamkan manusia yang lain. mengapa pula hanya dua orang itu saja yang menjadi fokus mata Tigor? Padahal kantin ini penuh dengan karyawan yang sedang sarapan pagi?
Ish..
Tapi wajahnya langsung tersenyum ketika melihat Heru sang saingan tengah mengaduk aduk makanan di piring tanpa minat tepat diseberang menjanya. Senyum terbit diujung bibirnya yang juga sibuk menahan makanan yang terlalu banyak ia suapkan kemulutnya.
Ia tak kecewa sendiri.
******
Penasaran
Cerita Babang Dika after 5 years .....?
Kek nya alur cerita kecepatan ya?
Ngga ada cerita perjuangan Hana?
Mmmm...ntar ada flashback flashback gitu dehh...
Gimme luv yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak yang Tak Hilang (TAMAT)
Romance10 hari menjelang moment paling indah, harus berakhir. Bisa dibayangkan sakitnya? Tentu tidak... Tidak ada yang sanggup Tapi Hana sanggup, meskipun harus mendebu... Cinta adalah bahagia ketika yang kaucinta Bahagia. Itu egois, karena itu hanya b...