22

4.1K 565 29
                                    

Hai..
Terimakasih untuk kalian pembaca setia Jejak Yang Tak Hilang...
🥰🥰🥰

Tetap dukung Author dengan memberikan Bintang dan Komen yang banyak yaaa..😘😘

Yang baru saja menemukan cerita ini dan belum Follow, segera FOLLOW 💃💃😎😎

Selamat membaca

Luv
Octoimme
*******
.
.
22

Dika merasa Deasy berbeda sejak istrinya itu sakit. Seolah ada jarak diantara mereka.

Bukan..

Bukan Dika yan menjauh, tapi Deasy lah yang terlihat menjauh. Istrinya itu semakin sibuk dengan pekerjaannya.

Meski tak melalaikan tugasnya sebagai istri yang biasa dilakukannya setiap hari, tetap menyiapkan sarapan, baju kerja, bahkan masih kerap mengirimkan makan siang meskipun itu makanan dari restoran dengan menggunakan jasa pengiriman online, Dika tak keberatan.

Ia tau Deasy dengan segala kesibukannya tak mungkin bisa menyiapkan semua itu, dan kantor Mereka yang berjauhan juga tak memungkinkan mereka makan siang bersama. Mereka berdua sama sama berpikir praktis dan jarang meributkan hal hal demikian.

Tapi belakangan tak ada lagi binar binar di mata istrinya itu. Senyumnya juga terlihat dipaksakan. Dika ingin menanyakan hal itu pada deasy, Tapi ia masih terlalu sibuk untuk saat ini, dan Deasy pun terlihat seperti itu. Wajahnya terlihat lelah.

Mereka hanya bertemu pada saat sarapan dan kadang malam hari jika salah satu dari mereka belum tidur. Biasanya Deasy akan menunggu hingga Dika pulang tapi belakangan Deasy sudah tidur terlebih dahulu.

Kesimpulan sementara yang bisa ia ambil, Deasy stress dengan tekanan kerja di kantor.

Dika bertekad jika proyek baru ini sukses ia akan meminta Deasy untuk mempertimbangkan berhenti bekerja jika memang itu yang menyebabkan Deasy terlihat stress.

Karena Itu juga tak baik bagi Kay Putri mereka. Cukup ia saja yang sibuk kerja. Deasy baiknya fokus dengan anak mereka.

Dari awal Dika tak keberatan dengan Deasy yang tetap bekerja setelah mereka menikah. Dan Dika juga tau jika karir istrinya itu juga semakin bagus di Bank swasta ternama itu. Tapi kenaikan karier juga akan berbanding lurus dengan kesibukan yang juga akan naik. Selama ini Dika juga tak mempermasalahkan hal itu. Hanya kondisi Deasy belakangan yang membuat Dika berpikir ulang. Dan ia mencoba membicarakan hal ini dengan Deasy.

Dika memandangi layar monitor didepannya. Mencoba untuk tetap fokus menyelesaikan pekerjaannya. Starlight PH dikenal karena integritas mereka. Tepat waktu dan kualitas yang memuaskan membuat mereka terus menanjak.

Ia cukup optimis dengan perkembangan Starlight PH yang cukup signifikan. Proyek mereka sudah mulai banyak dan beberapa perusahaan besar mulai memakai jasa mereka.

Tetapi mereka tetap menerima proyek dari usaha-usaha kecil, atau dari UKM yang baru memulai usaha mereka. Jatra dan dirinya sepakat untuk membantu usaha usaha kecil itu. Karena mereka dulu  juga PH kecil yang harus rajin 'keliling' dan rajin promosi dengan memberi harga miring agar memiliki klien. Dan usaha-usaha kecil inilah yang memakai jasa mereka.

Dika tengah Fokus dengan pekerjaannya,ketika Nina sekretarisnya memberitahukan jika ada telepon dari Departemen Pariwisata Malabar.

Kening Dika mengerut, tanda ia sedang mengingat sesuatu. Ada yang tak asing dengan Malabar. Entah mengapa jantung Dika berdebar, ketika ia ingat jika itu adalah daerah dimana Hana kini berada.

Jejak yang Tak Hilang  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang