35

4.6K 657 74
                                    


Guys, kalian tau kan menulis DUARIBU sampai TIGARIBU kata itu perlu usaha besar?.

Dan keuatanku selam ini adalah bintang dan komen kalian. Chapter kemarin aku sedih ngga banyak yang komen...

So, jangan kecewakan aku di chapter ini ya...😘😘
Aku baca semua kok komen kalian...
.
.
.
.
****

Siapa pun dapat melihat dengan jelas jika Aldo Lim, sang General Manager Heaven Resort itu tangah jatuh cinta.

Orang bodoh sekalipun bisa tau pada siapa Pria bermata sipit itu jatuh cinta.

Budi berkali-kali mendengkus ketika melihat bagaimana Aldo selalu terpesona melihat Hana ketika menjelaskan sesuatu. Mata pria itu bahkan tak pernah berkedip, dan senyumnya tak lekang dari wajah oriental itu.

Meskipun dengan berat hati, Budi harus akui Jika Aldo Lim sangat hebat. Penjelasan atau pertanyaan yang keluar dari mulut pria yang sayangnya berwajah tampan itu selalu berkualitas.

Hanya dengan sekali penjelasan Budi dan semua tim  langsung bisa memahami apa maunya Aldo. Ia sudah memiliki point point yang mereka mau.

Tak ada cela! Dengkus Budi. Jika ia ingin mendapatkan Hana, maka lawannya kali ini cukup berat, kecuali Hana menyukai pria lebih muda dan periang serta menyukai tantangan seperti dirinya. Budi geli sendiri dengan pendeskrispsian dirinya sendiri.

Dan Budi juga tau jika Dika terlihat sangat berusaha keras untuk tetap konsentrasi. Tapi kadang  Dika lupa hingga ia tak sadar memandang Hana terlalu lama dan senyum samar muncul di wajah itu. Haish!! Budi ngeri jika Jatra juga melihat hal itu.

Budi buru-buru menyikut Dika. Dika menoleh padanya, Budi menggelengkan kepalanya pelan memberi kode dengan matanya. Dika tampak pura-pura acuh.
Tsk! Udah ditolongin. Dumel Budi dalam hati.

Tapi Budi Juga kasihan. Entahlah, mungkin dulu Dika memang bodoh.

Ah mungkin juga tidak, Dika toh bertemu Deasy dan memiliki Kay yang cantik. Ia berharap Dika tidak bodoh lagi kali ini.

Soal hati dan cinta masih tidak terlalu jelas dalam pikiran Budi. Ia memang menyukai wanita cantik, tapi untuk serius mungkin  belum untuk saat ini.

Tapi Hana sungguh membuat Budi terpesona. Bukan karena penampilan fisik semata,Hana tidak berkilau seperti model-model yang pernah ia foto. tapi keseluruhan diri Hana sungguh istimewa. Hana memiliki Inner beauty yang membuatnya berbeda.

Semoga ini hanya sesaat saja, karena Budi bisa melihat ada rintangan besar didepannya.

Budi kembali fokus mengikuti Rapat, ia tak mau tiba-tiba Jatra bertanya padanya dan ia tak bisa menjawab,karena itu akan menjadi neraka. Mulut Jatra  boss nya itu, saringannya sudah rusak, segala sumpah serapah akan lancar mengalir keluar tanpa bisa  seorang pun menahannya. Kecuali Zia, Sang istri.

Budi bergidik, melirik Jatra, Aldo dan Dika, pria-pria yang terkena virus bucin. Semoga kelak ia masih bisa waras meskipun jatuh cinta pada wanita.

Jatuh cinta itu seperti apa ya?Soalnya selama ini ia selalu bingung dengan konsep jatuh cinta ini.

"Bud, Lo sudah paham yang Klien kita inginkan?" Suara Jatra menyadarkan Budi.

Mati gua!!!

"Si...siap Mas!!" Sebuah bolpoin melayang tepat mengenai jidatnya .

Sial!

.
.
.
.
******
.
.
.
"Ayah sama ibu sudah tidur ya?" Tanya Hana sambil menghempaskan dirinya ke sofa empuk di depan televisi. Ia merasa lelah sekali.

Jejak yang Tak Hilang  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang