24

4K 534 39
                                    


Kalau saja Dika dan Deasy baca komen kalian di chapter kemarin, mereka pasti ngeri...
😭😭😁😁

Terimakasih untuk supportnya
di kolom komentar.
Dan jangan berhenti untuk menulis disana..😄😄🙏

selamat membaca temans..

Luv💜
Octoimmmee

24

Seperti hari hari sebelumnya. Kesibukan di rumah puncak berjalan seperti biasa. Semua tim berjalan sesuai dengan SOP atau Standart Operating Procedure. Tidak ada yang bekerja diluar itu, karena penyimpangan kecil saja akan dengan mudah ditemukan.

Hana sedang mengadakan pertemuan dengan Tim Food Production dan F&B Service. Yang bertanggung jawab dalam hal pengolahan dan penyajian makanan kepada para tamu Resort.

Sesuai dengan rapat besar hari senin yang lalu, Aldo menyampaikan jika mereka akan mendukung Program Pemerintah daerah untuk memberdayakan makanan makanan lokal dan menggunakan bahan baku dari petani-petani lokal.

"Bulan depan kita sudah memakai beras organik dari satu orang pemasok, untuk sayuran organik kita juga sudah memiliki kerjasama dengan beberapa petani.." Jelas seorang pria dengan wajah serius.

"Jadi untuk hal ini, tidak ada masalah ya Chef?baik dari Kualitas maupun ketersediaan?" Hana menuliskan sesuatu di notes nya.

"Ya, itu sudah kita pertimbangkan Bu, untuk beras organik kami sebenarnya sudah terima beres dari ibu dan Pak Aldo.." Terdengar suara tawa dalam ruangan itu.

"Saya sudah baca MOU nya, jadi tidak ada kendala, kami sangat berterimakasih bu,  karena yang lalu masalah pemasok beras memang cukup merepotkan kami". Imbuh Arya dengan sopan. Hana menggangguk.

"Untuk sayuran dan buah kita kerjasama dengan beberapa petani kecil, yang juga adalah petani binaan kita, dan sudah dipastikan mereka benar benar menggunakan bahan organik, mereka nanti saling bergantian menyediakan sayuran dan buah untuk kita".

Arya kembali melihat catatannya
"Sebagian juga disediakan  dari Tim Hortikultura kita, tapi tidak bisa dalam jumlah banyak, karena pengunjung sangat antusias membeli sayuran organik segar yang Tim Horti hasilkan untuk mereka jadikan oleh-oleh".

Hana mengakui jika Heru Gunadi manager Hortikultura cukup berhasil mengelola bagiannya.

Hana sendiri sangat suka berjalan-jalan disepanjang bedengan sayuran yang rapi dan subur subur. Ada brokoli,paprika wortel, tomat,  kentang, kacang panjang, bayam, selada dan banyak lagi.

"Untuk kedepannya, kita mau coba masukkan kopi lokal dalam pilihan kopi di Waroeng Kopi Puntjak. Ada beberapa yang sudah kami survei. Dan kita menemukan satu Kebun Kopi yang kualitasnya sangat bagus..". Terang Arya. Selain seorang chef, Arya juga penyuka kopi, ia juga belajar tentang kopi dan Arya juga adalah seorang profesional cupper.

"Oh, bagus kalau begitu Chef..ternyata petani petani daerah kita juga berkualitas ya, bagus banget program Pemda kita, jadi para pemilik usaha daerah bisa saling bekerjasama..".

"Iya bu, kita juga dapat keuntungan,bisa menghemat cukup banyak, karena waktu dan jarak tidak lagi menjadi masalah besar."

"Ngomong ngomong kebun kopi yang chef sebutkan tadi, kapan kita akan mulai kerjasamanya..."

"Sepuluh hari lagi Bu, kita akan siapkan draft perjanjian , nanti akan disiapkan tim legal, sambil menunggu Pak Gading pulang dari Thailand.."

Hana menaikkan alisnya."Pak Gading Indrajaya?". Tiba-tiba saja bibirnya mencetuskan nama itu.

Jejak yang Tak Hilang  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang