👀
Selamat membaca 😊
Luv💜Octoimmee
.
.
.
." Kebahagiaan dan kebebasan dimulai dengan sebuah pemahaman yang jelas atas satu prinsip;
Yaitu mana yang ada dalam kontrolmu, dan mana yang bukan."
(Epictetus).
.
.
."Hmmm....katanya bukan siapa-siapa..." Cibir Giselle sambil melihat ke balkon Villa yang disiapkan Hana.
"Apaan sih...?" Tanya Hana yang masih sibuk menata kotak-kotak berisi oleh-oleh yang dibawa Lusi Ibu tirinya nya.
"Nggaaakkk..." Jawab Giselle sambil menahan senyum.
"Cuma heran aja, ada ya boss besar bisa ikut menyambut kedatangan tamu, trus bantu ngangkat-ngangkat barang segala, trus bakal ikut makan siang bareng.." Hana memutar bola matanya. Ia sudah siap dengan segala keingintahuan Giselle yang sama sekali tak menahan matanya untuk memperhatikan Aldo yang ikut sibuk dari tadi.Ia dan Giselle dari tadi sebenarnya tengah menyiapkan meja untuk makan siang. Dan pekerjaan itu sudah selesai, tinggal mengatur makanan ringan yang kini sudah memenuhi toples.
"Bahkan rela gendong Elang yang ngga mau lepas dari tadi, James aja udah cemburu tuh, dicuekin Elang..." Hana mau tak mau jadi ikut melihat ke arah para pria yang sedang duduk di balkon, mereka terlihat sedang berbicara santai.
Hana tersenyum, melihat Ayah yang tampak sehat dan wajahnya yang terlihat sering tersenyum. Hana merasa tenang dan bersyukur, Ayah sehat-sehat.
"Ayah sehat banget ya Mah, terima kasih sudah jaga Ayah dengan baik..." Ucap Hana sendu. Ia kembali merasa bersalah karena ia pernah meninggalkan Ayah begitu saja.
"Ish, apaan sih, Ayah kan juga Ayah aku Mih...ya sudah pasti lah aku jaga!,ngga usah macam-macam ya! Ngga usah sedih-sedihan! Ngga usah melow-melow! Kita kesini mau liburan, hepi-hepi!" Ketus Giselle cemberut. Membuat Hana tertawa.
"Ayo dibawa kesana makananya Na..." Tiba-tiba Lusi sudah berada dibelakang Hana.
Hana berbalik, ia berikan senyum tulus untuk ibu tirinya itu.
Lusi Hassan menepuk bahu Hana dengan lembut."Kamu sudah cicip peyek sama kering tempe yang ibu bawa?"
"Sudah bu, enak banget terima kasih, Hana jadi ngerepotin..."
"Ck, mana ada ibu repot, malah semangat banget bikinnya, lihat aja ada toples spesial buat Mamih yang ngga boleh disentuh!" Potong Giselle menyela Hana.
Hana tertawa begitu juga dengan Lusi, menertawakan wajah sewot Giselle. Yang ditertawakan melengos membawa setoples kue kering dan setoples peyek ke balkon.
"Cemburu..." Bisik Lusi ditelinga Hana, mereka tertawa kecil, takut Giselle tambah cemberut.
Hana menggamit tangan Lusi, mengajaknya bergabung, sebelah tangannya membawa sepiring jeruk.
Kedatangan ketiga wanita itu disambut senyuman masing-masing pria mereka.
"Duduk disini Mih...." Seru James sambil berdiri memberikan kursi yang didudukinya tadi pada Hana.
"Ngga usah Mas...aku..."
"Tsk! Udah duduk disini ajaa, dari tadi Aldo ngeliatin kamu terus, nggak konsen diajak ngobrol juga!" Sela James sambil mengibas kan tangannya. Dan memaksa Hana Duduk di sebelah Aldo.
"Memang kelihatan banget ya Mas?" Ucap Aldo sambil mengusap leher belakangnya seolah salah tingkah, padahal nggak. Hana mencebik ketika Aldo mengerling ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak yang Tak Hilang (TAMAT)
Romance10 hari menjelang moment paling indah, harus berakhir. Bisa dibayangkan sakitnya? Tentu tidak... Tidak ada yang sanggup Tapi Hana sanggup, meskipun harus mendebu... Cinta adalah bahagia ketika yang kaucinta Bahagia. Itu egois, karena itu hanya b...