26 (2)

3.9K 612 77
                                    

👀

Sudah pada nungguin?

Sabar sama banyaknya Typo yah😁

Yuuuukk

Luv💜Octoimmee

26 (2)
.
.
.

Tanpa sengaja Mereka bertemu di parkiran Sate Maranggi. Tapi keduanya akhirnya sepakat pergi ketempat lain yang lebih pas untuk berbicara.

Sebuah restoran  khas Sunda yang memiliki saung- saung  yang letaknya saling berjauhan, nampaknya akan menjadi tempat yang pas.

Deasy memesankan makanan untuk mereka berdua. Ia sudah mengirim pesan pada Dika jika ia akan pulang lebih malam. Dan pesannya sudah terbaca, dan seperti biasa mungkin Dika akan membalasnya nanti. Atau malah tidak dibalas. Tak mengapa sudah biasa.

Eko duduk sambil merokok, ia memilih posisi dimana Deasy tidak akan terkena asapnya.

Deasy belum juga bicara. Padahal ketika mereka bertemu diparkiran wanita itu yang minta waktu agar mereka bisa berbicara berdua.

Mereka berdua sama-sama diam bahkan sampai makanan yang mereka pesan sudah terhidang.

Suasana sepi disekitar mereka menambah keheningan, hanya alunan suara gamelan dan suling sunda yang mengisi kebisuan ini.

Saung-saung disekitar mereka juga terlihat kosong, mungkin karena ini bukan weekend jadi pengunjung tak begitu banyak.

"Terima kasih, untuk tidak memberitahukan pada Dika sampai saat ini..."

Eko mendengus, tertawa kesal.

"Gue malah merasa bersalah denger lo ngomong gitu Des, yang bener aja, Lo berterimakasih karena gue bohong sama Dika?"

Satu hantaman keras didada Deasy. 

Pasti Eko jijik pada nya.

"Sorry..." Seru Eko pelan, ketika ia melihat pias nya wajah Deasy. Tapi segera ia alihkan lagi tatapan nya. Ia memang sedang tak ingin berbasa-basi.

"Menurut lo, gue mesti jujur sama Dika?" Terdengar jelas sekali jika sebenarnya Deasy sedang menahan tangis.

Eko kembali meniupkan asap putih itu ke udara. Ia tak peduli, ia akan bantu apa pun masalah sahabat-sahabatnya, asal jangan menyangkut masalah seperti ini, masalah fatal dalam sebuah hubungan,  pengkhianatan.

"Terserah Lo Des,  tapi kalo gue kasih saran sebaiknya lo cerita, dari pada Dika tau dari orang lain..."

"Ada lagi yang tau selain kamu dan teman kamu itu?". Deasy membesarkan matanya, ekspresi terkejut dan takut yang bercampur jadi satu.

Eko terkekeh, sejak kapan Hana jadi temannya?.

"Yang pasti bukan dari aku dan H..eumm temanku itu, aku bisa pastikan...". Ada rasa aneh ketika Eko menyebut Hana temannya.

Deasy menarik nafasnya, lega? wajarkah ia merasa lega dengan kebohongan?

"Tapi lo tau kan, Rumah Puntjak itu adalah tempat umum, siapa saja bisa secara ngga sengaja liat Lo..."

Deasy mengelengkan kepalanya.

"Gue ngga kemana-mana Ko...". Sergah Deasy.

"Lokasi itu juga tempat tracking pengunjung buat jalan-jalan Des, lo ngga tau siapa aja yang lewat  sana kan?"

"Gue ngga keluar dari Rumah itu.."

"Service Gadun lo mantap kayanya, sampe lo ngga keluar kamar". Eko tersenyum sinis sambil meniupkan asap putih itu kembali.

Jejak yang Tak Hilang  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang