Hayyyyyy.....
Kita lanjut lagiii..
Yang nungguin mana suaranya???Hehehehe..
Bantu author punya banyak bintang yaa..biar semangat akunya....
Maaf untuk Typo 😔
Selamat membacaaaa..
Luv 💜
.
.
.
.
.
.
.
."Saya harap Bu Hana tetap profesional seperti itu terus sampai empat hari kedepan..."
Hana mengangkat wajahnya melihat sosok Eko yang tengah berdiri di depan mejanya. Hana tau jika Eko dari pagi tadi ketika.mereka memulai proyek iklan mengawasinya dengan intens.
Hana tidak tau mengapa Eko demikian.
Hana menurunkan kaca mata bacanya. Dari kelas tiga SMA ia membutuhkan bantuan kacamata untuk membaca, selebihnya ia tidak menggunakan kaca mata karena ia merasa cukup menganggu aktivitasnya.
Gerakan itu tak luput dari perhatian Eko yang dalam hati bisa mengerti mengapa Dika menyukai Hana. Anggun, tak ada yang menyangkal pesona itu.
"Saya selalu profesional Mas Eko, itu tugas saya...ada yang kurang dari pelayanan kami..?"
Hana menjawab dengan tenang. Hana masih meraba kemana arah pembicaraan Eko.
"Ini tentang Dika.."
Eko memutuskan untuk langsung pada poin yang ingin ia bicarakan. Ia bisa melihat Hana tidak suka basa basi."Ya..?" Hana Berusaha untuk tetap terlihat tenang, ia mulai bisa melihat mengapa Eko sepanjang hari mengamatinya.
"Dika sudah punya istri dan anak .." Eko menatap Hana dengan tajam. Hana tak bergeming, ia masih mengira ngira apa yang Eko tau tentang dirinya dan Dika?.
"Lalu...?" Hana mencoba mencati tau maksud Eko. Dulu sewaktu dengan Dika, Hana tak pernah bertemu dengan Eko.
"Dika dan Deasy sudah saya anggap keluarga sendiri, terlebih saya sudah mengenal Deasy dari sejak sekolah.."
Dan kini Hana mulai paham. Eko hanya ingin mengamankan rumah tangga sahabatnya.
Eko tersenyum miring.
"Saya hanya menyampaikan itu saja...Bu Hana saya rasa bisa mengerti apa maksud saya...Deasy wanita yang baik, tidak pantas dikhianati.."
Hana tersenyum tipis, mengingat kembali kejadian tadi pagi di Rumah Puncak tujuh. Wanita Baik?
"Tidak usah kuatir Mas Eko. Saya tau apa yang harus saya lakukan. Tidak pernah dalam hidup saya merusak kebahagiaan orang lain. Dan saya harap ini pembicaraan terakhir tentang Masalah pribadi saya. Jika tidak ada kepentingan lagi, saya persilakan Mas Eko istirahat, kami sudah menyiapkan Coffee Break dibalkon..." Hana memakai kacamata bacanya kembali segera menunduk, membiarkan Eko yang masih berdiri didepannya.
Eko kembali memperhatikan Hana, ia bisa melihat keanggunan wanita itu, dan dalam hati ia yakin bukan Hana yang seharusnya ia takutkan.
Tapi Dika.
Eko berbalik dan keluar dari ruangan. Yang penting ia sudah mengingatkan Hana.
Ia tak lagi berselera untuk ikut coffebreak. Eko memutuskan untuk kembali saja ke kamarnya.
Ia akan lebih sering mengawasi Dika. Ia tak rela jika Dika menyakiti Deasy.
Wanita itu terlalu baik untuk disakiti. Eko mengenal Deasy sejak SMP sampai SMA kemudian mereka berpisah ketika kuliah.
Sejak dulu mereka berteman dengan baik, dan Deasy akhirnya juga menjadi teman istrinya Dania. Keduanya cukup akrab terlebih mereka memiliki anak yang umurnya sepantaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak yang Tak Hilang (TAMAT)
Romance10 hari menjelang moment paling indah, harus berakhir. Bisa dibayangkan sakitnya? Tentu tidak... Tidak ada yang sanggup Tapi Hana sanggup, meskipun harus mendebu... Cinta adalah bahagia ketika yang kaucinta Bahagia. Itu egois, karena itu hanya b...