20 (2)

4.2K 561 19
                                    

Terimakasih semuanya...
Akhirnya Cerita
"Kutemukan Diriku"
sudah mencapai 1K viewers...
💃💃

semoga bakal nyusul kaya cerita Ini "Jejak ya g tak Hilang sudah lebih dari 5K viewers, 👏👏👏👏
dan tetap dukung supaya terus bertambah yaa...
Bagi Author baru seperti aku, hal ini membuat aku seneng banget...😊😊😊

Luv you full readers🥰🥰

Reminder, aku punya 3 story on going.

1. Jejak yang Tak Hilang
2. Yang Terbaik
3. Kutemukan Diriku

Aku update setiap hari secara bergantian, dari senin sampai Sabtu. So kita bakal ketemu setiap dooonnggg..😁😁

Syelamat membaca yaaa..

Luv💜
Octoimmee





Flash Back

Setelah memastikan Hana menutup pintu ruangannya. Aldo memalingkan wajahnya ke arah Monalisa yang terlihat marah, wajahnya memerah dengan bibir mengatup rapat. Dan Aldo tidak peduli, ia jauh lebih marah.

"Sikap kamu keterlaluan Lisa!"

"Aku...!" Belum sempat Monalisa melanjutkan ucapannya,
Aldo mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar Monalisa tidak membantah.

Dengan langkah panjang Aldo menuju pintu yang menghubungkan lobby kantor dengan balkon. Monalisa segera mengikuti langkah Aldo.

Ia sedikit senang karena berhasil membuat Aldo memperhatikan keinginannya untuk bicara berdua, meskipun dengan cara seperti ini Monalisa sungguh tak peduli. Ia akan pakai cara apa pun agar pria itu mau melihatnya.

Berbagai cara manis sudah ia lakukan, mengirimkan pesan-pesan penuh perhatian, mengirimkan makanan kesukaan pria itu, bahkan ia rela bersusah payah belajar memasak rendang agar bisa ia kirimkan pada Aldo. Belum lagi usahanya untuk sesering mungkin mengunjungi pria itu jauh jauh kesini. Tapi semua seperti tak berarti.

Aldo membuka pintu dan angin dingin langsung menyerbu tubuhnya yang sudah sangat lelah, tapi setidaknya udara luar mendinginkan suasana hati Aldo yang panas. Aldo terus berusaha mengatur nafasnya agar emosinya tidak meluap.

Disana terdapat beberapa kursi yang disusun untuk tempat santai para staf, bahkan kadang digunakan Aldo untuk briefing ringan dengan staf dan karyawan. Tempat ini diperuntukkan juga bagi tamu yang berkunjung karena urusan pekerjaan dengan pihak Rumah Puncak.

Aldo mengambil duduk di paling pojok agar bisa berbicara leluasa dengan Monalisa yang ia anggap sudah keterlaluan. Aldo bertekad akan membuat monalisa tidak lagi berbuat seenaknya. Bagaimana pun lama kelamaan ia menjadi terganggu dengan sikapmkeras kepalanya.

"Sikapmu tadi tidak bisa saya tolerir Lisa. Saya menghargai semua staf dan karyawan saya. Siapa pun dia!"

"Tapi sikap kamu berbeda pada perempuan itu Mas..."

"Hana, namanya Hana!" Monalisa bisa melihat jika Aldo terlihat marah.

"Itu yang membuat dia besar kepala dan sombong!!" Ucapnya tak puas dengan sikap Aldo yang seolah membela Hana.

"Kamu yang sombong dan besar kepala Lisa, jangan alihkan pada orang lain!" Tegur Aldo.

"Oh ya, sampai kamu perlu melaporkan hal itu pada HRD Jakarta?" Sindir Monalisa dengan sinis. Papanya sempat menelpon dan bertanya apa yang telah dilakukannya. Papanya pasti mendapat informasi dari seseorang. Dan itu cukup membuat papanya gusar dan kembali memaksa dirinya untuk kembali ke perusahaan keluarga.

Jejak yang Tak Hilang  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang