30

5.1K 675 64
                                    

Sangat dicintai oleh seseorang memberimu kekuatan, sementara mencintai seseorang memberimu keberanian.” - Lao Tzu

Selamat membaca
Luv💜Octoimmee
.
.
***
.
.

Aldogera memang sesabar itu. Karena selama hidupnya ia memang menunggu moment dimana hatinya jatuh pada hati yang tepat.
Dan ia sudah menemukannya.

Jika ia bisa menghabiskan waktu seumur hidupnya untuk menemukan hati itu, tentu ia akan terus berusaha mendapatkannya.

Tak masalah.

Sama juga halnya seperti apa yang ia raih saat ini, bukan sesuatu yang instan, bertahun ia merintisnya dan kini ia sudah bisa melihat hampir semua mimpi bisnisnya sudah menampakkan wujud.

Jadi menunggu Hana, tidak lah menjadi sesuatu yang sulit baginya.

Karena ia yakin, Hana adalah hati yang tepat.

Dari mana ia tau?

Aldo hanya tau saja, Aldo hanya yakin saja, karena hatinya yang memilih.

Hati adalah suatu ruang yang kadang bekerja sendiri tanpa bisa ia kendalikan.

Tapi kini ia tak bisa hanya menunggu saja. Ia harus segera bergerak.

Ada hal yang ia abaikan selama ini, kompetitor.

Harusnya ia tak perlu terkejut, karena dalam dunia bisnis, kompetitor keniscayaan yang mutlak

Ia baru saja turun dari ruangannya. Bermaksud mengecek divisi transportasi yang baru saja menerima dua unit bis untuk keperluan safari agrowisata.

Ia dikagetkan dengan meja resepsionis mereka yang penuh dengan bunga.

Untuk Bu Hana.

Begitu kata Susi sang resepsionis.

Tangannya dengan lancang membuka kartu ucapan berwarna violet itu.

Dan emosi membuatnya terdiam.

Bunga  untuk wanita Istimewa Hanaya Mahagita dari GI.

Dan Aldo hapal benar milik siapa paraf yang digores dengan tinta emas itu.

Apakah pria itu sedang menggali kuburannya sendiri?, geram Aldo.

Aldo segera berbalik, ia langkahnya kakinya menaiki tangga.

Tak tanggung Dua anak tangga sekaligus ia langkahi, tak berniat melambatkan waktu.

Dengan tergesa dibukanya pintu ruangan Hana tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Hana sontak terkejut melihat Aldo yang tiba-tiba muncul.

"Pak Aldo....?"

Belum sempat Hana mencerna apa yang terjadi. Aldo sudah menarik Hana kedalam pelukannya.

"Kamu milik ku Anya, hanya milik Aku...." Dikecupnya kening Hana dengan lembut, dibiarkannya posisinya tetap begitu beberapa lama. Aldo seperti memanfaatkan keterkejutan Hana.

Lalu Aldo mendekatkan mulutnya ke telinga wanita yang dicintainya itu.

Ya, Aldo tau jika ia telah jatuh cinta pada Hana.

"Ingat Anya...kamu hanya milik aku". Bisiknya dengan penuh tekanan.

Di urainya pelukannya, tangan besarnya memegang pundak Hana, dirundukkannya kepalanya hingga matanya sejajar dengan mata milik Hana.

Jejak yang Tak Hilang  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang