31

4.4K 662 61
                                    

👀
Hai..



kasih aku 💜 yang banyak boleh?
😁👌






Selamat MEMBACA
Luv💜Octoimmee




"Perpisahan hanya untuk orang-orang yang mencintai dengan matanya. Karena untuk orang yang mencintai dengan hati dan jiwanya, tidak ada kata perpisahan." - Jalaludin Rumi
****
.
.
.
Dika memandang sebuah Syal warna biru yang terbelit dileher boneka teddy bear milik Kay.

Tubuhnya terpaku.

Bagaimana bisa Syal itu berada disana?.

Dari jarak mana pun  ia akan segera tau jika itu Syal milik seseorang yang teristimewa.

Ia menyimpan Syal itu dalam kotak khusus sendiri. Disudut ruang yang tak akan mudah dilihat. Ia juga tak ingin melihat itu lagi, karena...

Sejenak ia ragu mendekat.

Karena jika tangannya menyentuh halusnya permukaan kain itu, dan menghirup aromanya, ia akan kalah, ia akan terhisap ke masa lalu.

Masa lalu terbaik  sepanjang hidupnya.

Tetapi kakinya tetap melangkah, meski sebagian hatinya melarang.
Dika terus melangkah dengan tangan terkepal, seolah menguatkan hati agar tak menyentuh benda itu.

Putrinya terlihat  tertidur dengan nyaman disamping boneka Teddy bear besar berbulu coklat muda itu . Rambut halusnya tersebar dibantal putih . Kaki dan tangannya memeluk guling kesayangannya.

Senyum melengkung dibibir Dika, meski tak sempurna seperti biasa, karena ada yang mengganggu hatinya.

Kemarin Deasy berangkat keluar kota. Dan Dika membawa Kay menginap di rumah orang tuanya, karena  Besok giliran dirinya yang akan berangkat keluar kota. Proyek iklan akan dimulai Lusa.

Dengan gugup ia duduk ditepi tempat tidur. Dibelainya Kay dengan tangan sedikit gemetar.

Menundukkan kepalanya, mengecup kening dan pipi Kay yang lembut. Dipejamkannya matanya, bersyukur atas anugerah terbesar dalam hidupnya.

Putrinya yang tercinta,  yang membuatnya mampu terus berjalan tegak.

Ketika Dika menegakkan tubuhnya lagi, tak kuasa ia mengalihkan pandangannya dari Teddy bear itu.

Tangannya bergerak ,diraihnya boneka yang hampir seukuran tubuh anaknya itu.

Dengan gemetar disentuhnya Syal dari bahan wol terbaik itu.

Dan benar saja,..

Kenangan bagai banjir bandang  langsung mendobrak roboh tembok yang ia telah ia bangun dengan susah payah.

Senyum dan tawa merdu yang jarang muncul dari mulut seorang Hana, kini terdengar lantang ditelinganya.

Wajah sumringah Hana yang tak lepas selama liburan di Bromo berkelebat lambat dibenaknya. Wajah bahagia karena untuk Pertama kali Hana di izinkan untuk berlibur keluar kota.

Sepanjang perjalanan Hana tak berhenti berbicara, antusias untuk segala hal yang dilihatnya, bagai anak kecil yang baru pertama kali diajak berpikinik. 

Tangan lembutnya tak henti memeluk tubuh Dika atau membelai pipi Dika dengan hangat,
binar matanya memendar cinta membuat dunia Dika benderang.

Ketika dingin menyergap, Hana segera menyurukkan seluruh tubuh mungilnya dalam dekapan tubuhnya, seolah mencari perlindungan dari dinginnya udara.  Hana tidak tau jika tubuh Hana lah yang sebenarnya Hangat dan.....

Jejak yang Tak Hilang  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang