16

4.5K 587 21
                                    


Haiiii......

Ada yang nungguin????

Fyi Aku lagi fokus di tiga cerita yang semuanya on going....
Aku buatan jadwalnya ya,
1. Jejak yang tak hilang
2. Yang Terbaik
3. Kutemukan Diriku

Jadi aku bakal update secara bergantian, dari senin sampai Sabtu, hari minggu author libur😊😊😊

jadi setiap hari akan ada update cerita yang berbeda dari aku...

Sooo...kalian bisa ketemu aku setiap hari yaaa...😁😁😁😁

Mau baca cerita aku yang sudah complete juga ada kok
Judulnya "Journey"
Silakan dibaca sebelum aku unpublish untuk beberapa perbaikan, tapi ngga akan mengubah jalan cerita...

Komen dan kasih bintang ya temen²...

Selamat membacaaa
Luv💜

.
.
.
.
.


Pagi ini Hana menyerahkan salah satu berkas yang diminta Aldo. Ia buru buru melangkah ke ruangan Aldo. Karena sesudah ini ia harus kembali mendampingi PH yang masih mengambil gambar terakhir hari ini.

Ia meraih handle pintu yang memang tidak tertutup dengan baik, langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara tawa renyah dari dalam. Suara tawa Aldo dan seorang wanita. Dan dari pintu yang tidak tertutup sempurna itu ia bisa melihat Lisa dan Aldo yang tengah menikmati sarapan pagi mereka.

Aldo dengan kemeja broken white, Monalisa dengan sackdress simple warna tosca terlihat pas sekali di tubuh sintalnya. Keduanya tampak serasi sekali.

Pemandangan yang membuat Hana tersenyum tipis. Ia urungkan niatnya untuk masuk, sebaiknya ia menitipkan berkas ini di meja Jessica sekretarisnya Aldo.

Meski wanita itu belum terlihat datang, Hana memutuskan menuliskan memo saja.

Hana tau menyela masuk ke ruangan Aldo akan membuat suasana tidak nyaman, ia tau MonaLisa tidak suka padanya.

Ya, Wanita itu telah terang-terangan memberi tahu Hana jika ia menyukai Aldo. Tak ada keraguan dari mata berwarna coklat itu memperingatkan Hana untuk menjauh dari Aldo.

Hana membalas dengan senyum tipis meninggalkan Monalisa begitu saja. Hana mulai belajar untuk tidak membiarkan dirinya ditindas.

Bukannya ia bermaksud menantang Monalisa, ia tak akan menghalangi wanita itu mendekati Aldo, tapi Hana ingin menunjukkan jika ia tak mudah untuk diintimidasi. Ia tak ada urusannya dengan keinginan Monalisa untuk mendekati Aldo.

Hana tidak ingin ada drama lagi. Ia sudah cukup puas dengan keadaannya sekarang. Ia bahagia dengan apa yang sudah dimilikinya.

Pengalamannya yang dulu cukup membuatnya mendapatkan pengalaman berharga.

Bahkan dulu dirinya tinggal menghitung hari saja untuk resmi menjadi seorang istri, ia dengan mudahnya ditinggal oleh orang yang katanya mencintainya.
Tidak ada yang bisa mempertahankan apa pun, jika takdir tidak mengijinkan, maka tak ada yang bisa menghalangi.

Hana sudah menikmati Hidupnya yang sekarang, menjadi wanita mandiri. Tak ada lagi yang ia sekalian. Hanya ada satu penyesalan dalam hidupnya, ia tak bisa menghapus luka Ayahnya yang malu karena anak gadisnya dikenal dengan 'wanita ngga bener' yang meninggalkan pengantin pria demi laki laki lain.

Hana yang meminta Giselle agar tak menceritakan yang sebenarnya pada Ayah, mereka sudah terlanjur dicap buruk oleh kerabat dan tetangga .

Jika ia menceritakan yang sebenarnya akan ada keluarga lain yang merasakan malu yan sama. Ia sangat menghormati Papa dan Mama Dika. Mereka tak bersalah. Papa dan Mama Dika memberikan kasih sayang padanya dengan tulus, tanpa memandang latar belakangnya. Ia tak mampu membalas kebaikan Papa dan kasih sayang Mama selama tiga tahun ia menjadi kekasih Dika.

Jejak yang Tak Hilang  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang